
Pewaris Kerajaan Allah
Majalah Suara Harapan – Peristiwa Virus Corona yang menjangkiti seluruh dunia membuat kita semua berada di bawah karantina atau lockdown. Istana di negara atau kerajaan mana pun pasti memiliki protokol yang superketat agar keluarga kerajaan dapat terlindungi dari ancaman virus. Tetapi ada suatu negeri yang bebas dari corona, yaitu Kerajaan Corona di dalam cerita Rapunzel. Mari kita keluar dari realitas dunia kita sejenak untuk menikmati dan merenungkan kisah Rapunzel.
Rapunzel adalah seorang perempuan yang mengalami ketegangan, tekanan, kekhawatiran, dan sebagainya. Dia dimanfaatkan oleh seorang penyihir jahat. Dia dikurung di atas menara yang tinggi selama belasan tahun mulai kecil sampai beranjak dewasa. Akhirnya dia bisa melepaskan dirinya karena rambutnya yang menjadi sangat panjang dan dia gunakan sebagai pegangan untuk turun dari menara itu. Terbukti dalam kisah itu, dia adalah seorang yang baik, penuh kasih, peduli, penuh ketetapan hati, jiwanya bebas, dan sebagainya. Seorang keturunan raja namun harus mengalami berbagai tekanan yang tidak enak. Karena itu, pada akhirnya ketika dia lepas, dia boleh menjadi berkat dan terbentuk karakternya. Dia bahkan dapat menyembuhkan dengan rambutnya.
Bandingkan dengan Simson, seorang laki-laki yang dipakai oleh Tuhan. Sejak di dalam kandungan dia sudah menjadi nazir Allah dan ada rencana yang indah atas hidupnya. Dia memiliki rambut panjang dan berharga, yang dijadikan simbol kekuatannya, tetapi di akhir hidupnya, dia harus mengalami kegagalan yang fatal karena jatuh diperalat oleh Delila, seorang pelacur dan perempuan Sorek. Terkadang laki-laki harus menghormati perempuan bukan seperti Delila, tetapi seperti putri-putri Zelofehad misalnya.
Karena ada perempuan- perempuan yang dipakai oleh Tuhan untuk menjadi alat-Nya. Itulah indahnya kisah penebusan. Bukankah Musa sendiri mengakui hak-hak para perempuan dari kisah putri-putri Zelofehad, dari suku Manasye? Mereka boleh menghadap Musa secara langsung dan memberikan kasusnya di hadapan Musa ketika mereka tidak memiliki hak bekerja atau waris di dalam budaya yang sangat patriarki. Di sini, putri-putri Zelofehad memiliki hak sosial dan mungkin politik karena dapat menghadap ke Musa langsung.
Di tengah-tengah pandemi COVID-19 zaman sekarang, ketika Virus Corona sedang merajalela, kita diingatkan melalui Kerajaan Corona di dalam kisah Rapunzel. Tentu saja istilah coronanya memiliki makna yang berbeda. Corona di sini artinya mahkota. Virus SARS-CoV-2 itu juga termasuk Virus Corona karena bentuk virusnya itu seperti mahkota.
Karena itu, bagaimana kita belajar menghargai gerakan-gerakan pemberdayaan perempuan yang masih sejalan dengan Alkitab bukan dengan motivasi atau jiwa pemberontakan tetapi demi memulihkan martabat, dignitas, dan keluhuran perempuan sebagai gambar rupa Allah, sebagai teman pewaris Kerajaan Allah.
Hal ini dapat dimengerti lebih jelas di dalam pernikahan. Di dalam abad 21 sekarang, perempuan sudah jauh lebih diberdayakan dibandingkan dari pada awal abad 20, yaitu mendapatkan kesetaraan di dalam pernikahan, hak pendidikan, hak properti atau milik, sampai akhirnya hak untuk memilih. Puji Tuhan! Kiranya kita semua makin menghargai perempuan yang berharga di mata Tuhan*Pillar