
Gubernur NTT mengingatkan bahwa dalam mewujudkan generasi yag cinta pengetahuan memang harus berkolaborasi. Tetapi kolaborasi itu juga harus dilaksanakan dengan benar. Konsep kolaborasi itu harus jelas, dengan memiliki input-input cerdas dan sejalan. Dalam menjalankan praktik kolaborasi kita harus percaya diri karena memiliki kemampuan yang mumpuni agar bisa membawa perubahan besar
Oelamasi, Suara Harapan – Program KSDAE Mengajar adalah Media Untuk Menciptakan Kader-Kader Cinta Pengetahuan
Demikian disampaikan oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) ketika menerima Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Ir. Wiratno, M. Si, bersama Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi NTT, Ir. Arief Mahmud, M. Si, Kepala Sub Bidang Perencanaan Kawasan Ditjen KSDAE Kementerian LHK, Hans Niko Sinaga, Kepala Sub Bidang Kemitraan Ditjen KSDAE Kementerian LHK, Bisro Sya’bani dan Mulyo Hutomo selaku Kabag TU BBKSDA Provinsi NTT, pada hari ini, Senin, 21 Maret 2022.
Kunjungan tersebut dalam rangka melaporkan kegiatan Launching KSDAE Mengajar di Nusa Tenggara Timur, yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Fatuleu Kabupaten Kupang, pada hari ini juga, Senin, 21 Maret 2022, di mana Gubernur Nusa Tenggara Timur, VBL hadir sekaligus melaunching program tersebut bersama Dirjen KSDAE Kementeruian LHK, Wiratno dan Wakil Bupati Kupang, Jery Manafe.
Gubernur VBL sangat memberi apresiasi terhadap langkah maju dan ide cerdas yang digagas oleh Kementerian LHK RI melalui Direktorat Jenderal KSDAE dengan tajuk “KSDAE Mengajar, karena program ini adalah upaya dan kerja keras untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Saya sangat berterima kasih karena program KSDAE Mengajar membuktikan kecintaan terhadap masyarakat Indonesia, khususnya bagi masyrakat NTT, untuk meningkatkan kualitas SDM NTT. Lebih dari itu, kecintaan inilah yang akan menghasilkan generasi-generasi cerdas yang pasti akan mencintai pengetahuan. Dan dengan modal pengetahuan yang dimiliki, pasti akan memberi dampak besar dalam memelihara dan mencintai lingkungan dan alam ini pemberian Tuhan ini”, ungkap Gubernur VBL
Lebih lanjut Gubernur VBL menyampaikan bahwa Konservasi itu harus berbasis sumber daya hutan, harus bisa hidup berdampingan dengannya dan tetap lestari. “Itu adalah pemikiran yang benar, dan pengetahuan yang benar ini harus bisa mengedukasi setiap kita untuk tahu apa itu konservasi, sehingga setiap kita mampu menghargai alam ciptaan Tuhan ini. Perlu diingat bahwa konservasi akan rusak jika tidak punya dampak ekonomis bagi masyarakat. Dan saya sangat berterima kasih sekali untuk dedikasi mulia dari Bapak dan Ibu di Kementerian LHK RI, dimana program ini akan membuka pemahaman baru bagi kita semua. Dan lebih berbangga lagi, KSDAE Mengajar, ini dimulai dari NTT”, jelas Putera Semau ini.
Menurut Gubernur VBL, tugas mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas kita semua, dan membutuhkan keterlibatan aktif dan penuh tanggung jawab dari semua komponen bangsa itu sendiri.
“Ini adalah amanat Undang-undang, jadi apa yang sementara dilaksanakan dan terus dilaksanakan melalui KSDAE Mengajar menunjukkan spirit keterlibatan semua unsur bangsa itu sendiri, untuk turut serta dalam menyiapkan generasi cerdas yang memiliki pengetahuan mumpuni, termasuk pengetahuan untuk tetap mencintai alam ini. Untuk mewujudkan generasi cerdas diperlukan modal tiga unsur, masing-masing : Buku, Guru dan Orang yang akan diajarkan. Termasuk cara mengajar pun harus diperbaiki”, ungkap doktor jebolan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ini.
Gubernur VBL juga menambahkan bahwa KSDAE Mengajar ini nantinya akan menjadi role model di NTT, dalam menciptakan program yang sama untuk menghadirkan generasi yang mencintai pengetahuan, seperti Pajak Mengajar, Perbankan Mengajar dan lain sebagainya.
“Saya juga mengingatkan bahwa dalam mewujudkan generasi yag cinta pengetahuan memang harus berkolaborasi. Tetapi kolaborasi itu juga harus dilaksanakan dengan benar. Konsep kolaborasi itu harus jelas, dengan memiliki input-input cerdas dan sejalan. Dalam menjalankan praktik kolaborasi kita harus percaya diri karena memiliki kemampuan yang mumpuni agar bisa membawa perubahan besar”, tegas orang nomor satu di NTT ini.
Dalam kesempatan tersebut, Dirjen KSDAE Kementerian LHK menyampaikan latar belakang dan maksud dilaksanakannya KSDAE Mengajar di NTT kepada Gubernur VBL.
“Masih terdapat kesenjangan antara kualitas pendidikan antara wilayah perkotaan dengan wilayah 3T (Terdepan, Tertinggal dan Terluar). Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan selah satu provinsi yang memiliki Kabupaten Daerah 3T terbanyak yaitu 18 (delapan belas) kabupaten, dimana sebagian wilayah tersebut terdapat kawasan hutan konservasi. Kondisi pendidikan di sebagian daerah yang berbatasan dengan kawasan konservasi, biasanya masih banyak terdapat keterbatasan baik dari aspek ketersediaan guru maupun sarana prasarana pendidikannya.
Kami mengarahkan seluruh personil Ditjen KSDAE, dengan jumlah 6500 staf dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan kualitas SDM di sekitar kawasan konservasi, jelas Wiratno yang pernah menjabat sebagai Kepala Balai Besar KSDA NTT Tahun 2012 – 2013.
Wiratno menyampaikan bahwa program KSDAE Mengajar ini bertujuan untuk mengisi kekurangan dalam kegiatan belajar mengajar, sekaligus memberikan bekal pendidikan lingkungan kepada peserta didik, agar mengenal potensi SDA yang ada disekitarnya sejak dini, sekaligus sebagai upaya membangkitkan motivasi untuk menjaga kelestariannya.
“Di Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat 32 Kawasan Konservasi yang tersebar di wilayah-wilayah yang remote, dengan jumlah Resort Wilayah Kawasan Konservasi sebanyak 40 unit. Kami sangat berharap adanya peran aktif UPT KSDAE dalam mendukung proses belajar mengajar di sekolah desa sekitar kawasan konservasi. Sehingga tidak ada anak anak usia sekolah yang tidak tersentuh pendidikan, dan peran KSDAE dapat menjadi faktor penguat program wajib belajar, merdeka belajar”, jelas Wiratno.
Wiratno mengatakan bahwa Kegiatan KSDAE Mengajar ini diharapkan dapat menjadi program nasional dan akan diterapkan oleh seluruh UPT KSDAE se-Indonesia, dengan sasaran adalah sekolah sekolah yang berada di sekitar kawasan konservasi yang ditetapkan sebagai sasaran pembelajaran secara rutin, disamping itu ridak menutup peluang untuk di laksanakanpada sekolah SD, SLTP, SLTA maupun perguruan tinggi sesuai kemampuan UPT KSDAE masing- masing.
Kepala Balai Besar KSDA NTT, Arief Mahmud juga menambahkan bahwa KSDAE Mengajar merupakan salah satu bakti dalam menunjang pendidikan kepada masyarakat yang berada di sekitar kawasan konservasi. Dengan adanya KSDAE Mengajar diharapkan dapat membantu peserta didik atau generasi muda, serta sekolah itu sendiri dalam peningkatan kualitas pendidikan sehingga mereka dapat membekali diri dengan pengetahuan yang luas sejak dini agar memiliki masa depan yang lebih baik.
“Program KSDAE Mengajar ini juga sekaligus mendukung perwujudan misi keempat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu : Meningkatkan kualitas SDM NTT. Kami siap bermitra dengan Pemerintah Provinsi NTT untuk menyiapkan generasi yang benar-benar mencintai pengetahuan dan siap memajukan NTT”, ungkap ARief Mahmud yang baru saja menjabat kepala BBKSDA NTT sejak Juli 2021 lalu.
Turut hadir pada kesempatan tersebut,Anggota Komisi IV DPR RI/Ketua TP. PKK/Ketua Dekranasda Provinsi NTT : Julie Sutrisno Laiskodat, Staf Khusus Bidang Ekonomi dan Pembangunan : Prof. Daniel D. Kameo, Ph. D, Staf Khusus Gubernur NTT Bidang Pertanian : Dr. Antonius P. Y. Djogo, M. Sc., dan Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe, SH., M.Th.*Sipers