Sabtu 9 April, Seluruh Anggota GMIT Berdoa dan Berpuasa Bagi Perdamaian Dunia

Cinta dan kasih sayang dimulai dari rumah, dan cinta bukanlah seberapa banyak yang kita perbuat, melainkan seberapa besar cinta yang kita berikan dalam perbuatan itu. (Teresa)

Keindahan persaudaraan dan kedamaian sejati lebih berharga dari pada berlian atau Perak atau emas. (Marthen Luther King)

Kupang, Majalah Suara Harapan- Sejak 24 Februari 2022, Rusia melancarkan invansi berskala besar ke Ukraina. Invansi ini
menghancurkan wajah kemanusiaan dan telah mengakibatkan banyak hal menyedihkan terjadi. Anak-anak menangisi orang tua yang terbujur kaku, orang tua menangisi anak-anak yang menjadi korban perang. Jutaan rakyat mengungsi, kehancuran yang luar biasa terjadi di mana-mana.

Kita membayangkan pergumulan saat rumah dan kota-kota mereka dihancurkan. Banyak orang kehilangan mata pencaharian dan pekerjaan. Perang ini juga memiliki imbas terhadap perekonomian dunia. Di berbagai negara di Eropa, harga kebutuhan hidup melambung. Sampai saat ini beragam upaya mediasi dan genjatan diserukan, namun perang belum juga berakhir bahkan makin meluas dan menelan korban, baik di kalangan militer mapun masyarakat sipil. Sampai sekarang, arus pengungsian dengan jumlah yang besar ke negara-negara Eropa yang lain membawa kesulitan tersendiri karena tidak hanya berbagi ruang hidup, tetapi berkaitan dengn sandang, pangan, papan yang membutuhkan perhatian serius bagi para pengungsi perang.

PBB mencatat sampai hari ini sekitar empat juta orang mengungsi. Dampak tidak langsung dari perang ini akan dirasakan terjadi dalam bidang ekonomi, kenaikan bahan-bahan kebutuhan, berdampak pada peradaban dunia. Kita menyaksikan konflik bersenjata ini terjadi, saat seluruh umat Kristen di dunia sementara menghayati masa raya Paskah.

Khususnya di GMIT kita sementara merayakan dan menghayati
minggu-minggu sengsara Tuhan Yesus. Pada masa sengsara Kristus kita menghayati solidaritas Allah terhadap penderitaan umat manusia dan segenap ciptaan.

Pengorbanan Yesus menjadi
pendamai antara Allah dan manusia yang relasinya telah rusak akibat dosa. Karena itu setiap kali kita merayakan peristiwa sengsara Kristus, kita dibawa masuk ke dalam pergumulan kekinian melawan dosa dan menanggung derita manusia dan dunia zaman ini, serta meneruskan karya
pendamaian tersebut.

Rasa solidaritas itu bisa kita tunjukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan berdoa dan berpuasa bagi perdamaian dunia. Karena itu, marilah kita bersama bersatu dalam doa disertai
puasa pada tanggal 9 April 2022.

Doa dan puasa ini akan kita lakukan secara serentak oleh seluruh anggota GMIT. Karena itu kami menyertakan catatan sederhana yang dapat digunakan
menjadi panduan. Kami perlu memberi catatan, bahwa bagi kaum lanjut usia, anak-anak, dan mereka yang sakit keras disarankan untuk menyesuaikan atau tidak berpuasa sama sekali.
Dalam masa pandemi ini, daya tahan tubuh harus tetap dijaga.
A. Panduan Pelaksanaan Doa dan Puasa

Baca Juga :  SYUKURAN TIGA RKB, WARGA DESA PATHAU MERINDUKAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUPANG
  1. Setiap keluarga perlu mempersiapkan tempat khusus untuk menjadi tempat
    doa/mezbah keluarga. Keluarga bisa duduk mengitari meja atau bertelut untuk berdoa bersama dengan pokok pergumulan sesuai panduan ini. Di atas meja diletakkan Alkitab, lilin yang dinyalakan, dan salib, sebagai simbol kehadiran Firman Allah dan cahaya kasihNya yang memancarkan kedamaian.
  2. Pelaksanaan doa dan puasa pada hari Sabtu 9 April dimulai dengan membunyikan
    lonceng di gereja pada jam 7 pagi. Bunyi lonceng itu menjadi tanda bagi tiap keluarga
    untuk memulai doa dan puasa di rumahnya.
  3. Puasa dilakukan setengah hari, mulai jam 7 pagi sampai jam 6 sore (pukul 07.00 -18.00). Sebelum berpuasa seluruh anggota keluarga yang hendak berpuasa harus
    makan pagi. Puasa disarankan hanya dilakukan setengah hari mengingat pentingnya
    daya tahan tubuh yang baik di masa pandemi.
  4. Dalam puasa itu, kita akan berdoa bersama, dengan pokok doa yang disiapkan
    Pada jam 19.00 (jam 7 malam) diadakan doa malam secara serempak di seluruh
    wilayah GMIT dengan liturgi sederhana yang tersedia dalam panduan ini. Doa bersama
    dimulai dengan bunyi lonceng dari gedung gereja.
    B. Pokok-pokok Doa
    Dalam keteduhan doa kita, kita ingat akan penderitaan mereka:
  5. Jam 07.00: Kita berdoa bagi keluarga dari para korban, baik masyarakat sipil maupun
    militer yang gugur karena perang. Tuhan meneguhkan hati, memeluk dan menguatkan
    mereka. Kiranya mereka tidak makin terbakar oleh dendam dan kebencian, melainkan
    mampu memaafkan, mengampuni, dan mencari jalan perdamaian.
  6. Jam 08.00: Kita berdoa bagi anak-anak di Ukraina yang menjadi korban perang. Saat ini
    mungkin mereka sementara menangis karena terpisah dari orangtua, berjalan berbondong-bondong di tengah pusaran banyak orang, berharap mendapat perlindungan. Mereka yang seharusnya mendapat perlindungan, tetapi berjalan dan mencari, melintasi
    negara mencari tempat yang aman. Mereka yang harus dipeluk orang tua, tetapi dipaksa berpisah. Kita berdoa perang cepat selesai agar mereka dapat kembali dan membangun
    negeri mereka yang hancur karena perang.
  7. Jam 09.00: Kita berdoa bagi para istri yang melepaskan suami dengan air mata dengan berjuta harapan untuk perjumpaan kembali. Dengan kecemasan menunggu kabar dari
    medan perang. Ada yang masih menanti dengan cemas, ada yang harus menerima kenyataan mendengar kabar mereka yang dicintai pergi untuk selamanya. Dalam berbagai media kita menyaksikan potret perpisahan keluarga. Tuhan menguatkan dan
    menjaga mereka saat mereka berpisah.
  8. Jam 10.00: Kita berdoa bagi mereka yang terpaksa harus mengangkat senjata untuk
    berjuang. Hati nurani mereka mungkin memberontak, tapi keadaan memaksa. Mungkin
    di antara mereka ada yag sangat ketakutan. Tuhan selalu melindungi mereka. Kita berdoa
    perang cepat selesai, supaya manusia tidak usah menjadi musuh bagi sesamanya.
  9. Jam 11.00: Kita berdoa bagi orangtua dari para prajurit yang gugur di medan perang. Anak-anak itu adalah kebanggaan masa depan orang tua, namun orangtua kehilangan
    anak-anaknya yang tewas di medan pertempuran.
  10. Jam 12.00: Kita berdoa bagi para pemimpin kedua negara: Rusia dan Ukraina. Roh
    Kudus berkuasa dalam hati mereka, menahan segala ego dan kepentingan diri untuk bersedia duduk bersama, mencari perdamaian antara kedua bangsa.
  11. Jam 13.00: Kita berdoa bagi pihak-pihak yang bekerja untuk memfasilitasi perdamaian
    antara kedua bangsa yang bertikai. Kita berdoa Tuhan memberi hikmat kepada semua yang sedang bekerja keras untuk mengupayakan perundingan damai.
  12. Jam 14.00: Kita berdoa bagi pemimpin-pemimpin gereja di dua negara yang berperang. Tuhan kiranya memberi hikmat kepada pemimpin gereja Orthodox di Rusia dan Ukraina
    untuk turut bekerja bagi upaya perdamaian kedua bangsa. Agar gereja tampil sebagai
    saksi kebenaran dan kemerdekaan, keadilan dan perdamaian.
  13. Pukul 15.00: Kita juga berdoa bagi gereja-gereja di seluruh dunia, khususnya bagi
    pimpinan gereja di lingkup ekumenes global, antara lain Sri Paus di Vatikan, Pimpinan Dewan Gereja Sedunia, Pimpinan Dewan Gereja Reformasi Sedunia, Pimpinan Gereja
    Ortodoks Sedunia, untuk turut berperan bagi perdamaian kedua bangsa.
  14. Jam 16.00: Kita berdoa bagi lembaga-lembaga yang sementara berbagi sumber daya untuk mengurus pengungsi. Berdoa juga untuk pemerintah negara-negara dan gereja- gereja di Eropa yang bersedia menerima pengungsi. Tuhan kiranya memberikan hati dan sukacita untuk melayani dalam situasi yang sulit sekarang.
  15. Jam 17.00: Kita berdoa agar Tuhan menjauhkan dunia dari ancaman perang nuklir, baik yang bisa timbul dari perang antara Rusia dan Ukraina sekarang ini, maupun dari bangsa bangsa lain. Kita berdoa bagi dampak perang sekarang terhadap kehidupan ekonomi dunia. Kita juga berdoa bagi pemimpin semua bangsa untuk mampu menjaga stabilitas
    sosial, ekonomi, dan politik di negara masing-masing. Kita juga berdoa agar perang tidak meluas. Kita berdoa agar bangsa-bangsa yang bertikai mengutamakan jalan perundingan,
    dan tidak menempuh perang.
  16. Jam 18.00: Kita berdoa bagi pemerintah Indonesia untuk tetap fokus bekerja bagi
    pemulihan ekonomi bangsa yang sempat terpuruk karena dampak pandemi, dan sekarang
    bisa terpengaruh oleh perang antara Rusia dan Ukraina. Kita berdoa agar bangsa kita bisa
    tetap kuat berdiri dalam berbagai badai kehidupan. Kita berdoa juga bagi seluruh rakyat
    Indonesia untuk menemukan jalan keluar dari berbagai kesulitan hidup yang dihadapi dan
    tidak gampang putus asa, melainkan terus berharap pada kasih Tuhan.
    Doa Malam
    Nyanyian: KJ 183: “Menjulang Nyata Atas Bukit Kala”
    Menjulang nyata atas bukit kala
    t’rang benderang salibMu, Tuhanku.
    Dari sinarnya yang menyala-nyala
    memancar kasih agung dan restu.
    Seluruh umat insan menengadah
    kearah cahya kasih yang mesra.
    Bagai pelaut yang karam merindukan
    di ufuk timur pagi merekah.
    SalibMu, Kristus, tanda pengasihan
    mengangkat hati yang remuk redam,
    membuat dosa yang tak terperikan
    di lubuk cinta Tuhan terbenam.
    Di dalam Tuhan kami balik lahir,
    insan bernoda kini berseri,
    teruras darah suci yang mengalir
    di salib pada bukit Kalvari.
    Nats Perenungan
    Jikalau Tuhan berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan dengannya. (Amsal 16:7). Di mana ada kebenaran, di situ akan tumbuh sejahtera dan akibat
    kebenaran ialah ketenangan dan ketentraman untuk selama-lamanya (Yesaya 32:17).
    Doa
    Bersama mengucapkan komitmen damai dari gerakan Pax Crishti (Damai Kristus):
    “Di hadapan Allah pencipta dan Roh Kudus, aku berjanji untuk melaksanakan kasih dan teladan Yesus dalam hidup
    Pertama dengan mengutamakan perdamaian dalam diri sendiri, dan menjadi pendamai dalam
    hidup sehari-hari.
    Kedua dengan menerima penderitaan dalam perjuangan untuk keadilan, ketimbang menimbulkan penderitaan.
    Ketiga dengan tidak menanggapi hasutan dan membalas kekerasan.
    Keempat dengan bertekun menghindarkan kekerasan, dalam perkataan, pikiran dan perbuatan
    Kelima dengan menjalani hidup yang berhati nurani, bertenggang rasa dan sederhana sehingga tidak merugikan kebutuhan hidup orang lain.
    Keenam dengan menolak hal yang jahat dan berupaya menghapuskan perang, serta segala
    akar peperangan dari dalam hatiku dan dari dalam muka bumi.
    Tuhan, aku mempercayakan diri dalam kasihMu, yang menopang dan percaya sebagaimana
    Tuhan memberi aku anugerah untuk ingin membuat janji ini.
    Demikianlah Tuhan akan memberi anugerah untuk melaksanakannya. Amin”
    Nyanyian : Syalom
    Syalom bagimu, syalom bagimu, syalom, syalom.
    Sejahtralah-sejahtralah, syalom, syalom
    Komitmen Bersama
    Bersama keluarga mempersiapkan lilin dan menyalahkan sebagai lambang kedamaian yang di bawah oleh Sang Kristus yang mati dan bangkit, menghangatkan hati kita semua. Kita nyalahkan sebagai bentuk dukungan bagi mereka yang ada di Ukraina dan Rusia.
  17. Berkomitmen untuk memulai damai dari diri sendiri, dengan menyampaikan pesan-pesan
    damai, sebagai bentuk kesaksian kita, baik dalam tutur kata secara lisan, maupun dalam pesan-pesan di berbagai media.
    Pesan-pesan Damai
  • Berbahagialah orang yang membawa damai, Karena mereka akan disebut anak-anak
    Allah (Matius 5:9).
  • Cinta dan kasih sayang dimulai dari rumah, dan cinta bukanlah seberapa banyak yang kita perbuat, melainkan seberapa besar cinta yang kita berikan dalam perbuatan itu. (Teresa)
  • Keindahan persaudaraan dan kedamaian sejati lebih berharga dari pada berlian atau Perak atau emas. (Marthen Luther King). *Sinode GMIT
Komentar