Tanaman Jagung yang Ditanam Presiden Jokowi, Tidak Tampak Sama Sekali di Lokasi FE

Para petani yang saya temui di lokasi FE mengaku sistem irigasi sprinkle yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) NTT sangat tidak efektif dan tidak berfungsi dengan baik, bahkan mubazir

Suara Harapan– Rabu, (27/4/2022) Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si. Selaku anggota DPR-RI periode 2019–2024 langsung menuju titik lokasi Food Estate (FE) di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu.

Turut hadir Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Belu Bapak Gela Lay Rade, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Belu Ibu Maria P.Kasih Bere Leki, Kepala Desa Fatuketi, Markus Taus, serta beberapa tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan petani.

Kehadiran saya di lokasi FE merupakan bagian dari fungsi pengawasan DPR terhadap implementasi program Pemerintah Pusat.

Apalagi, program FE ini berada di Daerah Pemilihan (Dapil) saya dan sering saya pertanyakan kemajuan-perkembangan pelaksanaannya serta keberhasilannya dalam Rapat Kerja Komisi IV dengan Kementerian Pertanian.

Baca Juga :  Dua Kejanggalan Kebijakan dan Marginalisasi Masyarakat Kecil

FE merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024 untuk mengembangkan pangan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan.

Anggaran untuk pengembangan FE di Kabupaten Belu pada tahun 2021 sebesar Rp. 5 miliar, dan pada tahun 2022 meningkat menjadi Rp. 23 miliar.

Pengembangan FE di Kabupaten Belu difokuskan pada komoditas jagung dan padi.

Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke Fatuketi pada Kamis (24/3/2022), secara simbolis melakukan penanaman perdana jagung bersama petani.

Presiden menuturkan, kehadiran FE diharapkan bermanfaat meningkatkan ketahanan pangan, gizi masyarakat serta kesejahteraan petani.

Pengamatan saya, FE di Kabupaten Belu mengisahkan sejumlah masalah, terutama menyangkut ketersediaan air untuk mendukung pertanian.

Para petani yang saya temui di lokasi FE mengaku sistem irigasi sprinkle yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) NTT sangat tidak efektif dan tidak berfungsi dengan baik, bahkan mubazir.

Baca Juga :  Sumba Timur Mendapatkan Bantuan 47 Unit Alsintan

Mereka menilai sistem irigasi sprinkle tidak bisa menjangkau seluruh tanaman, air yang disiram tidak merembes sampai ke akar tanaman, apalagi tingkat penguapan di Timor tergolong tinggi, sehingga jagung yang ditanam mati lantaran kekurangan air.

Ironis memang, padahal lokasi FE berada persis berdampingan dengan Bendungan besar Rotiklot yang dibangun Pemerintah Pusat.

Diperlukan alternatif solusi untuk menyediakan air di lokasi FE sehingga dapat menyiram lahan pertanian secara maksimal.

Saat tiba di lokasi, saya tidak menemukan tanaman jagung yang ditanam Presiden Jokowi Widodo, juga tidak tampak sama sekali tanaman jagung di lokasi FE.

Padahal, sudah sebulan lalu Presiden Joko Widodo melakukan penanaman perdana secara simbolis yang mestinya langsung diikuti oleh penanaman di seluruh areal FE seluas 16 hektar.

Pihak Dinas Pertanian setempat menjelaskan bahwa setelah Presiden Joko Widodo melakukan penanaman secara simbolis, memang tidak langsung diikuti penanaman jagung karena jagung baru akan ditanam setelah Hari Raya Paskah, sebulan setelah penanaman simbolis oleh Preiden.

Baca Juga :  BISA Menyelenggarakan Penguatan Kapasitas Pengelolaan Komoditas Gizi Tingkat Provinsi

Ternak ayam jenis KUB yang direncanakan akan dikembangbiakkan di lokasi FE sebanyak 10 paket (masing-masing paket 1000 ekor), baru terealisasi 1 paket.

Yang pasti, pelaksanaan program FE di Belu perlu dievaluasi secara menyeluruh.

Mestinya, sebelum implementasi lapangan, grand design atau konsep pelaksanaan FE mesti dipersiapkan secara matang, terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Tanpa kesiapan konsep pelaksanaan FE secara matang dan komprehensif, program tersebut tidak akan berhasil.

Perencanaan yang benar dan matang menentukan keberhasilan suatu program.

Pemerintah pusat (berbagai kementerian terkait) harus proaktif mendukung, bersinergi berbagi peran dan memastikan keberhasilannya sehingga produktivitas serta taraf kesejahteraan petani-peternak di sekitar meningkat.***

Sumber: Fanpage/Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si.

Komentar