“Susu dan Madu” di NTT ini Harus Dikembangkan Lewat Pendidikan yang Berkualitas

𝗝𝗮𝗱𝗶 𝗺𝗲𝗻𝘂𝗿𝘂𝘁 𝘀𝗮𝘆𝗮 ‘𝘀𝘂𝘀𝘂 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝗮𝗱𝘂’ 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗺𝗮𝗸𝘀𝘂𝗱𝗸𝗮𝗻 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝘀𝘂𝗺𝗯𝗲𝗿 𝗱𝗮𝘆𝗮 𝗮𝗹𝗮𝗺 𝘀𝗮𝗷𝗮, 𝘁𝗲𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗜𝗹𝗺𝘂 𝗣𝗲𝗻𝗴𝗲𝘁𝗮𝗵𝘂𝗮𝗻

Suara harapan – Pemerintah Nusa Tenggara Timur menyiapkan sejumlah program kerja, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘣𝘦𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘶𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯𝘢, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘱𝘢𝘣𝘪𝘭𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘺𝘢𝘳𝘢𝘬𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘭𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘥𝘪𝘬𝘦𝘭𝘰𝘭𝘢, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘗𝘦𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘵𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘶𝘬𝘶𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘧𝘢𝘴𝘪𝘭𝘪𝘵𝘢𝘴𝘪 𝘢𝘬𝘴𝘦𝘴 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘱𝘳𝘰𝘨𝘳𝘢𝘮 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢n, contohnya TJPS.

Hasil yang diperoleh dari program kerja tersebut dapat dijadikan sebagai modal dana untuk membangun gereja, bahkan bukan hanya pembangunan gereja saja, tetapi juga segala jenis pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan oleh masyarakat Pulau Semau khususnya, dan Nusa Tenggara Timur pada umumnya. Dan ke depannya diharapkan agar masyarakat mampu mandiri melalui program-program Pemerintah yang diberikan.

Baca Juga :  Sabtu 21 Agustus, GMIT Berdoa dan Berpuasa Resesi Ekonomi Nasional, Dampak dan Penanganan PPKM

Hari ini Gubernur NTT menerima kunjungan Pendeta Jois R. Tulle, Ketua Majelis Klasis Semau beserta rekan dan jemaat Gereja Masehi Injil di Timor Ebenhaezer Inggutomo.

Yang kita harus bangun pertama di sini adalah masyarakatnya dulu, jika pembangunan masyarakat sudah paten, baru bisa kita lakukan pembangunan yang bersifat fisik.

Kalau kita baca di Alkitab, Israel ditulis sebagai tanah yang kaya akan susu dan madu, tetapi kenyataannya Israel memiliki hasil olahan susu dan madu sedikit saja, malah kita di NTT ini mempunyai lebih banyak hasil olahan susu dan madu.

Baca Juga :  Bertolak Lebih ke Dalam

𝗝𝗮𝗱𝗶 𝗺𝗲𝗻𝘂𝗿𝘂𝘁 𝘀𝗮𝘆𝗮 ‘𝘀𝘂𝘀𝘂 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝗮𝗱𝘂’ 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗺𝗮𝗸𝘀𝘂𝗱𝗸𝗮𝗻 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝘀𝘂𝗺𝗯𝗲𝗿 𝗱𝗮𝘆𝗮 𝗮𝗹𝗮𝗺 𝘀𝗮𝗷𝗮, 𝘁𝗲𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗜𝗹𝗺𝘂 𝗣𝗲𝗻𝗴𝗲𝘁𝗮𝗵𝘂𝗮𝗻. Untuk itu saya mengharapkan kedepannya “susu dan madu” di NTT ini harus dikembangkan lewat pendidikan yang berkualitas sehingga NTT dapat menjadi Provinsi yang kaya akan SDM yang berkualitas disegala bidang dan aspek.

Baca Juga :  Fenomena Nono dan Kesetaraan Akses Pengembangan Diri

Gereja harus berkolaborasi bersama sekolah-sekolah untuk memberikan pelajaran dan praktek yang konkrit, sehingga dapat membangun semangat masyarakat untuk melakukan usaha yang konkrit, yaitu usaha yang dapat memberikan output nyata, serta memiliki tolak ukur dalam berpikir dan bertindak.*Sipers

Komentar