Yayasan CIS Timor Lewat Dukungan UNICEF Menyelenggarakan Pendampingan Bagi 60 SD di Kabupaten Kupang

Bagi kami kegiatan ini sangat bermanfaat agar guru memiliki kemampuan yang sama dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan demi menyamaratakan pemahaman anak tentang Literasi Kelas Awal di Kabupaten Kupang

Suara Harapan – Teice M. Benu, S. Pd. Education Specialist kepada media menyatakan jika Yayasan CIS Timor lewat dukungan UNICEF melakukan Pendampingan Guru Sekolah Dasar tentang Literasi Kelas Awal melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) bagi 60 sekolah dasar di kabupaten Kupang.

Prinsip pembelajaran anak usia dini adalah fokus pada kebutuhan anak, dan belajar melalui bermain dengan lingkungan yang kondusif.

Dalam proses pembelajaran, anak membutuhkan rangsangan yang tepat dari lingkungan sekitarnya, terutama guru sebagai pendidik.

Proses perkembangan otak anak dapat mencapai maksimal apabila diberikan rangsangan yang tepat pada setiap unsur, baik motorik, perkembangan intelektual, sosial-emosional, dan rangsangan untuk berbicara.

Yayasan CIS Timor dengan dukungan UNICEF pada oktober 2022 telah melakukan kegiatan pelatihan bagi Guru-guru Sekolah Dasar (SD) di 35 sekolah dengan target yang dilatih 12 orang Master trainers.

Baca Juga :  Bupati Korinus Instruksikan Percepatan Penyaluran Bantuan Seroja

Tiga guru kelas dasar (kelas 1, 2,dan 3) dilatih untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam mempersiapkan proses belajar yang tepat bagi anak dan mampu mengenalkan literasi dasar pada anak demi menciptakan budaya literasi di lingkungan sekolah.

Untuk memperkuat pemahaman guru dan teknik pengajaran tentang literasi kelas awal maka dilakukan pendampingan pada guru-guru di 35 sekolah dasar yang telah mengikuti pelatihan.

Kegiatan berlangsung Senin 12 – 17 Desember 2022 bertempat di SD Inpres Merdeka, Kecamatan Kupang Timur dan akan melakukan pengimbasan ke sekolah lain yang terdapat pada gugus-gugus di kabupaten Kupang.

Ada 60 SD dampingan UNICEF dan CIS Timor dilatih tentang materi literasi kelas awal dan transisi sekolah.

Baca Juga :  Pahami dan Ikuti Setiap Perkembangan Berbagai Program Kegiatan Pembangunan di NTT

Proses pengimbasan ini diselenggarakan oleh sekolah yang telah mengikuti pelatihan di gugus tersebut dan dibantu oleh master trainer Kabupaten Kupang.
Proses pengimbasan terhadap 60 sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru tentang literasi kelas awal dan pembelajaran yang tepat bagi anak kelas dasar dan dapat meningkatkan pemahaman guru tentang kesiapan sekolah dari prasekolah ke Sekolah Dasar.

Dengan demikian hasil yang diharapkan dalam perembesan ini sekiranya adanya peningkatan pemahaman untuk 200 guru tentang literasi kelas awal dan pembelajaran yang tepat bagi anak kelas dasar, serta Peningkatan pemahaman kelas awal tentang ketrampilan dasar literasi dan kesiapan sekolah, ujar Benu melalui WhatsApp.

Ia kembali menambahkan, Lewat surat keputusan Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan Nomor : 800/ 4914/PK/XII/2022 merekomendasikan 60 sekolah untuk dilakukan perembesan literasi kelas awal di Sembilan kecamatan dengan 12 titik kumpul.

12 titik kumpul ini adalah kecamatan Nekamese empat SD, kecamatan Semau lima SD, Kupang Tengan sepuluh SD, Kupang Timur sebelas SD, Amarasi lima SD, Amarasi Barat lima SD, Fatuleu sebelas SD, Kecamatan Taebenu lima SD, dan Takari lima SD, tutupnya.

Baca Juga :  Lima Ruang Kelas di SMPN 2 Ambar Rusak, Aktifitas Belajar Menjadi Terganggu

Dalam sambutan tertulis Drs.Imanuel M.E.Buan,M.M , selaku kadis pendidikan dan kebudayaan yang dibacakan pengawas dalam pembukaan kegiatan, ia mengucapkan terima kasih kepada Unicef dan yayasan Cis Timor yang telah memberikan kesempatan kepada 35 sekolah pada kegiatan sebelumnya, dan sekarang ditambahkan menjadi 60 sekolah di Kabupaten Kupang.

Bagi kami kegiatan ini sangat bermanfaat agar guru memiliki kemampuan yang sama dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan demi menyamaratakan pemahaman anak tentang Literasi Kelas Awal di Kabupaten Kupang.

Bagi bapak ibu guru peserta, ikuti kegiatan ini dengan baik dan nantinya dapat menerapkan di sekolah masing-masing.*Elfrid Saneh

Komentar