Mazmur 40:5-6
Malam Refleksi Akhir Tahun 2022, Menghitung berkat Tuhan yang Tiada Habisnya
Suara harapan – Siapa yang tidak merindukan berkat? Tentu tidak ada. Menerima dan mendapat berkat adalah harapan setiap orang ketika menjalani hidup. Dan Mazmur ini adalah sebuah perenungan yang dalam dari Daud atas pemeliharaan dan berkat Tuhan atas hidupnya.
Mazmur ini dinyanyikan oleh Daud sebagai ekspresi imannya atas pengalaman hidup yang dia alami. Kita tahu bahwa Daud juga manusia biasa seperti kita.
Sebagai manusia, ia tidak luput dari tantangan, cobaan dan masalah-masalah kehidupan. Namun ketika dia merenungkan tentang kebaikan Tuhan, dia punya satu pengakuan yang luar biasa bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan dirinya.
Bacaan kita saat ini berbicara tentang ucapan syukur dan doa. Syukur mengekspresikan pengalaman iman yang dihadapi dan doa mengandung harapan.
Dalam syukur dan doa yang dinaikan bagi Tuhan, Daud bercerita bahwa ada banyak hal yang telah dilakukan Allah dalam dirinya. Banyak hal disini, mencakup baik suka maupun duka, baik sakit maupun sehat, baik kegagalan maupun keberhasilan, dan itu telah ia lewati dalam hidupnya.
Dalam menghadapi semua yang dialami, Daud menyadari betapa luar biasa Allah hadir dalam dirinya. Ia berucap bahwa segala tantangan dapat ia lalui, hanya karena Allah. Maka menaruh harapan dan percaya pada Allah, menjadi kekuatan bagi dirinya.
Dalam perenungan kita diakhir tahun 2022 ini, kita belajar:
Bahwa Allah juga telah mengerjakan banyak hal dalam hidup kita sebagai keluarga.
Pertanyaannya, apa yang telah Allah kerjakan dalam hidup kita sepanjang tahun ini? Berkatkah, sakit penyakitkah, kegagalankah atau keberhasilan? Kalau kita masih diberi kesempatan untuk menikmati hidup sampai penghujung tahun ini, itu pertanda bahwa Tuhan masih terus memelihara kita.
Kita tidak sendiri dalam menjalani pergumulan kita, asalkan kita tidak berhenti menaruh harapan dan percaya kita kepada Tuhan.
Memang hidup tidak selalu membawa kita untuk menikmati yang baik saja, tetapi Tuhan selalu ada ketika kita ada dalam kegagalan dan kejatuhan.
Kita dimampukan untuk melihat kebaikan Tuhan dan biarlah di penghujung tahun ini,kita juga punya refleksi dan pengakuan iman yang sama seperti Daud; bahwa aku mau memberitakan dan menghitung betapa baiknya Tuhan, betapa banyaknya berkat Tuhan, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung. Tak mampu kita menghitung kebaikan Tuhan, karena setiap hari, rahmatNya selalu baru dalam hidup orang percaya.
Teruslah berharap dan percaya kepadaNya. Apapun yang kita hadapi sepanjang tahun ini, sekiranya tidak membuat kita lemah, apalagi menjauh dari Tuhan. Dalam kegagalan dan kejatuhan, kita mungkin bertanya; dimanakah Allah? Kenapa keluarga saya harus mengalami semua ini? Apa salah dan dosa keluarga kami? Mengapa Allah seolah-olah tidak peduli dengan keadaan keluarga kami? Semua itu menghiasi perjalanan iman kita agar kita menyadari bahwa hanya Allah sajalah yang mampu menolong kita.
Hanya Allah saja yang mampu menyelamatkan dan menuntun kita. Sekiranya kita tak pernah berhenti berharap pada Tuhan. Dan dengan keyakinan iman, kita percaya bahwa Allah akan membawa kita memasuki tahun yang baru. Amin.