Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kupang Apresiasi Langkah Cepat Dinas Peternakan Cegah Virus ASF

Suara harapan-Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kupang Apresiasi Langkah Cepat Dinas Peternakan Cegah Virus ASF

Anggota DPRD Kabupaten Kupang, Deasy M.C.Ballo-Feoh, mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Dinas Peternakan Kabupaten Kupang dalam menyikapi penyebaran virus African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi Afrika yang mulai merebak di Kabupaten Flores Timur baru-baru ini.

“Sebagai ketua Komisi 3 DPRD Kabupaten Kupang saya ucapkan terima kasih atas langkah-langkah yang telah diambil oleh Dinas Peternakan,” ujar Deasy kepada Suara Harapan, Rabu (18/1/2023).

Baca Juga :  Ketua DPRD Kabupaten Kupang dan Kadis Pertanian Panen Raya di Noelbaki

“Saya berharap bahwa informasi tentang penyebaran virus ini juga bisa terus disampaikan kepada masyarakat supaya penanganan dan pencegahan penyebaran virus ini juga bisa dilakukan oleh masyarakat,” lanjutnya.

Langkah antisipasi yang telah dilakukan Dinas Peternakan Kabupaten Kupang antara lain bekerjasama dengan Dinas Peternakan Provinsi NTT dan Laboratorium kesehatan untuk pengambilan dan pemeriksaan sampel darah babi, serta sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

“Kemarin mereka ambil sampel dan hari ini menyampaikan hasil pemeriksaan sampel tersebut. Juga mereka melakukan edukasi kepada masyarakat bagaimana mencegah masuknya virus babi afrika tersebut,” terang politisi partai PDIP tersebut.

Baca Juga :  Wabup: Desa Noelbaki, Baumata, Naibonat, dan Lifuleo Masyarakatnya Terkena Polio

Beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan masyarakat untuk menghindari terjangkitnya virus ini antara lain selalu menjaga kebersihan kandang, memastikan pakan babi selalu steril, dan tidak memperbolehkan sembarang orang datang ke kandang babi.

“Sedapat mungkin masyarakat menyemprotkan disinfektan pada kandang untuk menjaga kebersihan kandang,” ujar Deasy.

Sebagai informasi, penyebaran atau penularan penyakit ASF dapat terjadi baik secara langsung dan maupun tidak langsung. Penularan secara langsung terjadi melalui kontak fisik antara babi terinfeksi ASF dengan babi sehat. Sedangkan penularan tidak langsung terjadi dengan beberapa cara, diantaranya melalui serangga, pakaian, peralatan peternakan, kendaraan, pakan yang terkontaminasi partikel virus ASF.

Baca Juga :  Kapolda NTT Apresiasi Bupati dan DRPD karena Penuhi Kebutuhan Primer Polres Kupang

Karena itu, Deasy berharap masyarakat selalu waspada dan melakukan langkah-langkah pencegahan seperti yang telah disebutkan untuk menghindari kerugian bagi masyarakat.

Komentar