Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Solusi Peningkatan Minat Belajar Bahasa Inggris

Majalah Suara Harapan – Opini seputar pembelajaran bahasa asing sejak usia dini telah berkembang sejak pertengahan abad ke-20 dan banyak pendapat meyakini bahwa semakin dini usia anak saat mulai belajar bahasa asing, semakin baik keterampilan berbahasa asing yang akan
dimiliki oleh anak tersebut.

Namun demikian, tidak sedikit pula yang memandang pembelajaran bahasa asing sejak usia dini ini sebagai sesuatu yang memiliki dampak negatif.

Dari mulai kekhawatiran akan terganggunya pembelajaran bahasa pertama, hingga berkurangnya motivasi belajar bahasa pada anak yang dikondisikan untuk mempelajari bahasa asing sejak dini.

Bahasa Inggris adalah salah mata pelajaran penting yang harus di beri perhatian khusus karena sejatinya Bahasa itu sendiri adalah sarana untuk mengkomunikasikan segala sesuatu yang ingin disampaikan.

Di jaman modern sekarang ini tak jarang bahasa ibu (mother tongue) bahkan bahasa daerah masih menjadi bahasa pilihan atau bahasa sehari-hari anak di rumahnya.

Tak jarang mereka mengalami kesulitan ketika diperkenalkan dengan bahasa asing terutama Bahasa Inggris yang kita ketahui sudah menjadi mata pelajaran utama yang diajarkan di sekolah menengah.

Walaupun begitu masih banyak siswa-siswi kita yang kurang berminat untuk belajar Bahasa Inggris. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Model pembelajaran menjadi penyebab sekaligus “obat” untuk mengatasi permasalahan ini, banyak sekali model pembelajaran menarik yang ada, dan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw bisa menjadi satu alternatif solusi karena dengan
menggunakan model pembelajaran ini siswa dituntut untuk mengalami sendiri
sehingga mereka tertantang untuk belajar dan dengan sendirinya minat belajar Bahasa Inggris mereka menjadi meningkat.

A.Latar Belakang Masalah
Penyebab para siswa tidak berminat untuk belajar Bahasa Inggris dapat dikategorikan dalam dua, yaitu dari segi siswa dan juga dari guru itu sendiri.
1. Penyebab dari siswa :
Siswa yang menjadi objek pembelajaran Bahasa Inggris seringkali mempunyai
alasan mengapa mereka tidak berminat untuk belajar Bahasa Inggris, yaitu
antara lain :
● Bahasa ibu (mother tongue) atau bahasa daerah yang masih kental
digunakan di lingkungan rumah
● Siswa selalu beranggapan bahwa kata dalam Bahasa Inggris diucapkan
berbeda dengan tulisannya contoh (“Sugar = gula” cara bacanya adalah
/syuhgar/)
● Siswa sangat kurang dalam pengetahuan dasar (perbendaharaan kosa kata
Bahasa Inggris
● Siswa masih ragu-ragu untuk menyebutkan vocabulary
● Siswa kurang memahami untuk menyusun kalimat
2. Penyebab dari Guru :
Penyebab yang paling berperan penting dalam kurangnya minat belajar Bahasa
Inggris adalah dari guru. Penyebab-penyebab tersebut antara lain :
● Guru masih menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang kurang
kreatif dan inovatif.
● Guru masih terpacu di buku paket dan kurang mencari sumber
pembelajaran yang lain.
● Guru kurang memberi siswa latihan pelafalan kata-kata sehingga siswa
menjadi tidak terbiasa
● Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa dalam proses
pembelajaran
● Guru tidak mengenal perbedaan gaya belajar siswa
● Guru mendominasi proses pembelajaran (teacher centered)

Baca Juga :  Konten Kreator Perlu Sajikan Kualitas dan Bermanfaat

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi minat belajar siswa adalah model pembelajaran. Tidak dapat kita pungkiri bahwa di zaman yang modern sekarang masih banyak guru-guru yang menggunakan model pembelajaran yang “basi” yaitu ceramah dan mencatat saja.

Padahal banyak sekali model-model pembelajaran menarik dan teraktual yang dapat digunakan dalam menarik minat belajar siswa. Salah satunya adalah Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw.

Model pembelajaran Cooperative learning adalah model pembelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa yang lebih pandai dalam sebuah kelompok kecil yang hasilnya akan dipresentasikan kepada kelompok lain di dalam kelas.

Hasil kelompok tersebut kemudian didalami dan ditanggapi sehingga terjadi proses belajar yang aktif dan
dinamis.

Mengapa penting untuk dilakukan karena komunikasi antar siswa secara informal membuat siswa cepat memahami suatu materi yang sedang dibahas.

Siswa yang agak terlambat menerima materi pelajaran, dengan penjelasan temannya yang lebih pandai, akan lebih mudah menerima dan memahami materi yang sedang didiskusikan, di samping mereka juga terlatih untuk belajar mendengarkan pendapat orang lain.

Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan dengan lebih baik. selain
itu juga dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain, dan juga siswa saling ketergantungan positif satu sama lain selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan begitu minat belajar Bahasa Inggris siswa menjadi lebih meningkat.

B. Mengapa Guru harus memilih Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw?

Penulis percaya masih banyak rekan guru yang mengalami permasalah ini, terlebih lagi di daerah-daerah terpencil yang bahasa ibunya sangat kental yang membuat siswa belum berminat belajar Bahasa Inggris. Kemampuan siswa yang beragam juga menambah tantangan dalam proses pembelajaran ini. Terkadang sebagai guru kita merasa kurang
percaya diri untuk melafalkan atau mengucapkan suatu kata dalam bahasa Inggris.

Padahal sebagai seorang guru kita dituntut untuk terus memberikan motivasi kepada siswa-siswi kita dan harus terus meningkatkan kualitas diri sebagai guru terutama guru Bahasa Inggris.

Sebagai seorang guru kita memiliki peran besar untuk terus mengupayakan proses pembelajaran yang inovatif dengan selalu menggunakan model, metode dan media yang tepat dengan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan peserta didik.

Kita bertanggung jawab untuk konsisten membuat pembelajaran selalu aktif dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik

C. Tantangan-tantangan dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

1. Metode pengajaran yang digunakan guru bersifat membosankan dan kurang
variatif.
2. Model pembelajaran yang kurang inovatif.
3. Motivasi belajar siswa yang rendah.
4. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa agar siswa menjadi tertarik
belajar Bahasa Inggris.
5. Guru masih kurang mengintegrasikan TPACK (Technological Pedagogical
Content Knowledge) dalam pembelajaran
6. Faktor eksternal yaitu sarana dan prasarana yang tidak mendukung seperti
jaringan internet yang buruk, listrik yang sering padam, dan akses jalan ke sekolah yang tidak bagus.

Baca Juga :  OMBUDSMAN RI MEMBERIKAN RAPOR HASIL PENILAIAN KEPADA TUJUH PERANGKAT DAERAH DI PEMKAB KUPANG

Dari semua tantangan yang dihadapi oleh guru dapat disimpulkan bahwa tantangan
melibatkan langsung dari sisi kompetensi yang harus dimiliki guru. Yaitu kompetensi pedagogic dan professional. Dari sisi siswa adalah pengendalian diri,kepercayaan diri
dan motivasi belajar.

D. Langkah-langkah dan Strategi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan

1. Langkah -langkah
Menggunakan metode yang berbasis TPACK seperti PPT (Power Point) Canva
dan aplikasi Plotagon untuk membuat video dialog dengan tampilan video yang
menarik sehingga siswa menjadi berminat untuk belajar Bahasa Inggris. Model
Cooperative Learning Strategi Jigsaw untuk menarik minat belajar siswa terdiri
dari beberapa fase, antara lain :
● Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
● Menyajikan Informasi
● Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
● Membimbing kelompok belajar
● Evaluasi
● Memberikan penghargaan
Berkaitan dengan penilaian, guru harus menyediakan instrumen penilaian yang lengkap mulai dari kisi-kisi, rubric dan daftar nilai yang sesuai untuk mengukur pemahaman siswa.

2. Strategi
Strategi yang digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut adalah :

● Pemilihan model dan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif
sehingga siswa merasa tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dan Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw sangat tepat untuk mengatasi tantangan tersebut.
● Memilih media pembelajaran yang tepat dan menarik bagi siswa dalam hal ini kita bisa memilih media Canva dan aplikasi Plotagon untuk mengembangkan bahan ajar yang telah disiapkan.
● Menumbuhkan rasa percaya diri siswa melalui proses pembelajaran yang
menyenangkan dengan memberikan motivasi kepada siswa agar siswa menjadi tertarik belajar Bahasa Inggris. Saya memberikan games tebak gambar dan Ice breaking berupa Yel-yel penyemangat ketika proses pembelajaran berlangsung.
● Mempersiapkan media cadangan sebagai solusi ketika listrik padam/ jaringan yang buruk akibat cuaca buruk dan lokasi sekolah yang jauh dari
perkotaan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa faktor eksternal
merupakan hal yang tidak bisa dihindari.
● Memberikan pengertian dan apresiasi kepada siswa siswi mengenai
kegiatan ini agar siswa dapat juga menjaga kelancaran semua proses
pembelajaran.

E. Dampak dari langkah-langkah yang dilakukan dirasa hasilnya efektif dan
bisa dilihat dari :

● Dampak dari penggunaan media berbasis TPACK yang diaplikasikan dalam
bentuk gambar dan video yang di padukan dengan power point interaktif sudah
bisa dikatakan efektif karena siswa bisa menikmati proses pembelajaran dengan semangat dan tidak mudah bosan. Di akhir pembelajaran siswa dan guru
mengadakan refleksi dan evaluasi dengan menanyakan beberapa pertanyaan. Dan hasilnya mereka bisa menjawab dengan baik sesuai dengan materi yang
sudah diajarkan.
● Penggunaan metode pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw membuat siswa lebih bersemangat jika dibandingkan dengan metode konvensional. Hal ini dibuktikan dengan antusias siswa dalam pembelajaran yang terlihat sangat bersemangat.
● Penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw terlihat dalam observasi terhadap pola interaksi siswa di kelas didapatkan bahwa dengan metode tersebut bisa membuat semua siswa bisa aktif dan semangat dalam
mengikuti pembelajaran. Walaupun mereka belum aktif berbicara tapi segi psikomotor passive student berusaha berusaha untuk bergabung dan
melaksanakan instruksi yang diberikan.
● Dampak penggunaan media berbasis TPACK adalah guru lebih mudah untuk
menerangkan kepada siswa tentang konsep yang dipelajari. Terlebih pembelajaran menjadi tidak monoton.
● Proses Pembelajaran menjadi Student Centered karena siswa lebih berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran untuk bergabung dan melaksanakan instruksi yang diberikan.
● Dampak penggunaan media berbasis TPACK adalah guru lebih mudah untuk
menerangkan kepada siswa tentang konsep yang dipelajari. Terlebih pembelajaran menjadi tidak monoton.
● Proses Pembelajaran menjadi Student Centered karena siswa lebih berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran.

Baca Juga :  Keluarga Satu Hati Saling Membantu

F. Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh :
● Penguasaan guru terhadap media pembelajaran , metode, model dan langkah pembelajaran pada RPP yang sudah di buat.
● Langkah-langkah/sintak pembelajaran yang diterapkan dengan baik
● Keseriusan peserta didik dalam merespon berbagai hal di dalam pembelajaran
● Ketersediaan sarana dan prasarana Multimedia dan IT
Peserta didik menjadi lebih fokus dan senang karena disajikan tampilan yang menarik dan Bervariasi.

Proses pembelajaran menjadi lebih inovatif saat guru mau terus mengembangkan keterampilannya dalam IT. Pembelajaran yang menyenangkan sangat diharapkanx oleh peserta didik. Sebenarnya kita juga mampu untuk menggunakan media pembelajaran innovative.

Disampingnya ketidakpercayaan diri kita dalam memberikan contoh langsung kepada siswa asal di awal semua sudah dipersiapkan dengan baik dan sesuai dengan konsep.

Cukup sederhana bukan? Ketika kita terus beranggapan bahwa siswa-siswi kurang berminat belajar Bahasa Inggris, ternyata semua itu ada solusinya yang penting kita mau berusaha.

Karena ketika kita terus memaksimalkan diri dan segala sumber daya yang tersedia, pasti ada jalan untuk mengatasi permasalahan atau tantangan yang ada. Akhir kata, selamat berinovasi dan tetap semangat ya rekan-rekan Guru.

Penulis bernama lengkap Delia Olivia Hailitik, S. Pd. Guru di SMP Negeri 3 Kupang Barat

Komentar