Suara Harapan–Bakal calon (Balon) Gubernur NTT, Orias Petrus Moedak menyatakan berani ditantang jika berbicara dukungannya untuk tambang di NTT. Meski pernah berkecimpungan dalam usaha pertambangan, Orias menekankan dia bukan insinyur tambang, tetapi akuntan yang sempat bertugas di perusahaan tambang nasional.
Orias menegaskan, tidak ada yang salah jika ada potensi tambang di NTT yang perlu dioptimalkan dengan menggandeng investor besar. Salah satu misi Orias Petrus Moedak adalah tambang harus membawa peradaban baru bagi masyarakat sekitar.
“Tambang yang bagus itu begitu. Dan HP ini adalah hasil tambang. Kalau tidak ada tambang barang ini tidak ada. Kenapa kita ada ini karena ada yang nambang. Sekarang kita mau tambang atau tidak? Di tempat lain orang tambang tidak apa-apa, yah,” kata Orias kepada wartawan di 3G Kafe, Lewoleba, Kabupaten Lembata, NTT pada Minggu, 16 Juli 2023 malam.
Mantan Wakil Direktur PT Freeport Indonesia ini mengatakan tambang hanya mengubah permukaan tanah, bukan merusak.
“Kaya kita menjadi tua ini kan tidak merusak muka kita. Berubah aja muka kita tapi tidak rusak. Tambang itu begitu, dia mengubah permukaan tanah tapi tidak merusak,” ujar Orias.
Hal paling penting yang harus dipenuhi oleh investor jika ingin melakukan tambang di NTT adalah kegiatan pasca tambang.
Orang kalau mau nambang itu dia harus naro deposito untuk pasca nambang. Jadi per hektar sekian ratus juta, dia harus taro. Deposito itu hanya bisa dicairkan setelah selesai.
Nanti kalau selesai dia harus tanam kembali, setelah tanam kembali baru bisa dicairkan uangnya. Itu bisa dihitung per hektar berapa,” ungkap pria yang pernah menjadi Direktur Keuangan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) ini.
Jika ada optimalisasi potensi tambang di NTT, beberapa strategi yang diterapkan Orias agar membawa manfaat dari masyarakat NTT yakni mengharuskan investor menyerahkan pendapatan 1 persen dibayar dimuka untuk Pemda dan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk masyarakat.
“Kalau di Papua kita bisa bilang suku asli gratis untuk kesehatan. Kan semua bisa diatur. Kita bisa atur kita mau apa. Setelah semuanya cocok ya silahkan. Kalau dia tidak mau, saya tidak akan paksa. Terserah,” kata Orias.
Orias ke Lembata, mengunjungi beberapa desa selama tiga hari sejak 14- 16 Juli 2023. Dia mengunjungi para petani di sawah Waikomo, Kelurahan Lewoleba Barat. Kaum pekerja TKBM Pelabuhan Laut Lewoleba, warga Lamalera, warga Desa Kolontobo dan warga Desa Waimatan di pemukiman relokasi tanah merah.*
TRIBUNFLORES.COM