Belajar Dari Perempuan

Aritkel27 Views

Lukas 8: 1-3

Dunia harus belajar banyak dari perempuan-perempuan ini. Dunia harus sadar dan malu karena banyak kali sikap seperti Maria Magdalena, Yohana, Susana dan perempuan-perempuan lain sangat jauh dari perilaku hidup dunia. Marilah belajar dari perempuan-perempuan ini dalam memberi diri melayani sesama dan Tuhan

Suara Harapan – Dalam doa pagi dan sore setiap orang (laki-laki) Israel melukiskan kata-kata yang berisikan tentang pujian dan ucapan syukur kepada Allah. Dalam salah satu bunyi ucapan syukur mereka, terdapat kata-kata seperti ini terima kasih Tuhan karena aku terlahir tidak sebagai seorang perempuan.  Ucapan ini menunjukkan kepada kita betapa tidak disenanginya orang Israel kalau mereka itu terlahir sebagai perempuan, mengapa???

http://radiosuaraharapan.com/

             Dalam komunitas Israel, laki-laki mendapatkan tempat utama. Tempat yang utama bagi laki-laki ini dimungkinkan karena kebiasaan yang dianut oleh bangsa itu adalah kebiasaan yang didominasi oleh laki-laki. Laki-laki adalah penentu segala sesuatu. Kalau ingin jadi penentu maka dia haruslah laki-laki.

            Perempuan menempati posisi di bawah laki-laki, artinya mereka ini berada di bawah kekuasaan laki-laki. Peran mereka dalam kehidupan kemasyarakatan dan agama tidak diperhitungkan sama sekali. Dalam hal-hal seperti itu, melibatkan atau tidak melibatkan mereka itu tidak akan menimbulkan masalah. Mereka sering terlupang dalam catatan sejarah. Ini sudah berlangsung lama dan perempuan-perempuan dalam komunitas Israelpun tunduk pada segala apa yang telah menjadi kebiasaan itu, yang merupakan bentukan masyarakat.

Saudara-saudari!

            Hari ini dalam bacaan kita, kita menemukan nama sejumlah perempuan, yang oleh penginjil Lukas diceritakan sebagai perempuan-perempuan yang melayani Yesus. Kalau kita bandingkan catatan Lukas dengan ketiga kitab injil yang lain, cerita dan nama-nama perempuan ini tidak dikatakan oleh ketiga penginjil, karena itu kita bisa bilang bahwa cerita Lukas yang kita baca sangat lain dari yang lain. Lain dari yang biasanya. Karena apa???  Karena Lukas menuliskan kisah tentang perempuan yang tidak disebutkan oleh penginjil yang lain, sebab tidak lazim  dalam komunitas Israel.

            Dalam cerita, Lukas menuliskan bahwa perempuan-perempuan itu adalah Maria yang disebut Magdalena, seorang perempuan yang telah dibebaskan yesus dari 7 roh jahat; Yohana istri Khuza, Susana dan banyak perempuan lainnya. Perempuan-perempuan itu setia melayani Yesus. Menarik bagi kita karena selain menyebutkan nama mereka, Lukas juga menyebutkan latar belakang mereka, baik kehidupan, kerja maupun suami mereka.

             Penyebutan ini penting sekali, bukan sekedar supaya orang tahu latar belakang mereka tetapi juga supaya kita bisa membaca siapa dan apa yang mereka buat bagi Yesus. Kita akan melihatnya satu persatu.

1.  Maria yang disebut juga Magdalena. Ia oleh Lukas disebut sebagai orang yang pernah dibebaskan Yesus dari kuasa 7 roh jahat (baca Matius 27:55-56, Markus 15:40-41). Maria ini setelah dibebaskan oleh Yesus, oleh Lukas dikatakan bahwa ia bersama rombongan perempuan yang lain selalu setia melayani Yesus. Penggambaran yang dilukiskan Lukas menunjukkan respon Maria sebagai wujud suatu ucapan syukur atas apa yang telah ia terima dari Yesus. Maria adalah satu-satunya dari sekian banyak orang yang pernah disembuhkan Yesus, yang kemudian datang menyatakan syukurnya itu dengan memberi dan hidupnya untuk melayaniYesus. Yesus telah menyembuhkan banyak orang dan kalau kita membaca tuturan para penginjil, mereka itu didominasi oleh laki-laki, namun selanjutnya mereka setelah disembuhkan tidak berbuat seperti Maria, mereka pergi menjauh dari Yesus, bahkan mungkin ada diantaranya yang kemudian setuju dan berteriak, menuntut penyaliban Yesus. Ini jauh sekali dari sikap yang Maria tunjukkan. Setelah ia menjadi sembuh, ia kembali melayani Yesus dalam setiap keadaan.

2. Yohana, istri Khuza, bendahara Herodes. Kita tidak tahu dengan pasti apa yang telah diperbuat Yesus kepada Yohana. Atau apa yang Yohana alami dari kuasa Yesus, namun satu hal yang menarik dari tuturan Lukas tentang latar belakang Yohana adalah bahwa sebagai istri seorang pejabat kerajaan, yang tentu saja kaya raya. Yohana di sini melayani Yesus dengan hartanya, suatu sikap yang jarang kita temui dari kebanyakan orang yang memiliki harta benda dalam cerita injil.

3. Susana. Ia adalah satu diantara sekian banyak perempuan lainnya yang setia melayani Yesus. Susana juga tak kita ketahui latar belakangnya, tetapi oleh Lukas disebutkan namanya. Nama Susana ini mewakili nama-nama sejumlah perempuan yang kehilangan nama mereka dalam catatan sejarah komunitas Israel. Walaupun mereka kehilangan nama, namun mereka tetap setia melayani Yesus. Pelayanan yang mereka buat bukan untuk cari nama, tetapi semata-mata sebagai wujud ucapan syukur atas apa yang telah mereka terima dari Yesus.

            Demikianlah tuturan Lukas. Dari apa yang telah disebutkan di atas, menggambarkan bagi kita bahwa perempuan-perempuan yang pernah ditolong Yesus, kemudian melayani Yesus. Suatu sikap yang lain dari kebiasaan yang lazim di sana. Mereka sekalipun  menjadi sesuatu yang tidak disenangi dalam komunitas Israel seperti petikan doa tadi, yang peranannya selalu dianggap tidak ada, tetapi memiliki kasih yang lebih besar dari orang-orang  kebanyakan; para imam, ahli taurat dan orang-orang Yahudi. Mereka tidak melupakan kasih/budi baik orang lain. Mereka rela memberikan segala apa yang mereka miliki untuk membantu Yesus.

http://radiosuaraharapan.com/

            Perempuan-perempuan ini telah memberikan sebuah contoh tentang bagaimana melayani dan bersyukur. Mereka memang dilupakan, namun mereka sendiri tidak pernah lupa mengucapkan syukur. Dengan menceritakan ini, Lukas sebenarnya mengkritik suatu kebiasaan yang buruk yang berlaku dalam komunitas Yahudi tentang cara berterima kasih, melayani dan diskriminasi terhadap kelompok-kelompok tertentu, yang disebut sebagai perempuan. Betapa sering perempuan dilupakan tetapi mereka selalu setia melayani tanpa henti-hentinya.

            Saya kira kalau kita memperhatikan dengan cermat, mengikuti dengan baik kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan, baik itu masyarakat maupun jemaat, sikap dari komunitas Israel juga selalu muncul dalam kehidupan di masyaakat dan jemaat  saman ini. Ada banyak pembatasan peran yang dikenakan pada makluk Tuhan yang satu ini, penolong sepadan, yaitu perempuan. Mereka dibatasi dalam hal pendidikan, pemilikan harta benda, pengambilan keputusan, penentu kebijaksanaan dalam pemerintahan maupun gereja.

            Dunia (masyarakat) menciptakan dan membuat mereka, perempuan tidak yang utama dalam kehidupan. Mereka menjadi kaun yang tersingkir dari dunia. Namun kalau mau jujur, keberadaan dunia sangat tergantung juga kepada mereka. Dunia bisa terus bertambah maju dengan ilmuan, pemikir, politikusnya yang hebat karena peran yang dimainkan juga oleh perempuan, yang rela mengorbankan karier mereka untuk jangka waktu yang lama bagi kehidupan generasi dunia di masa mendatang.

            Mereka memang selalu terbelakang tetapi tetap setia mendampingi dunia untuk terus maju. Mereka terabaikan tetapi selalu memberikan apa yang mereka miliki untuk melayani dunia. Mereka kehilangan nama karena tidak diperhitungkan, namun rela mengorbankan nama mereka untuk kemajuan dunia.

            Dunia harus belajar banyak dari perempuan-perempuan ini. Dunia harus sadar dan malu karena banyak kali sikap seperti Maria Magdalena, Yohana, Susana dan perempuan-perempuan lain sangat jauh dari perilaku hidup dunia. Marilah belajar dari perempuan-perempuan ini dalam memberi diri melayani sesama dan Tuhan.

            Dunia harus malu jika mereka yang dunia anggap tidak penting ternyata menunjukkan teladan yang penting bagi dunia. Karena itu duniapun harus mengoreksi kembali perlakuan, penilaiannya yang telah mereka ciptakan pada kaum perempuan, benarkah mereka kurang utama dalam kehidupan? Benarkah mereka harus selalu dibelakang saja?

             Saya kira kalau dunia adalah makluk yang benar-benar laki-laki (sebutan laki-laki ini dalam dunia patriakhi selalu menggambarkan keberanian dan kekuatan, kecerdasan dan kemampuan yang tinggi, yang berbeda dengan sebutan perempuan), maka ia akan segera membuka kembali catatan kebiasaannya, lalu dengan gaya laki-laki pula akan merubah kebiasaan yang lama dalam menilai perempuan untuk menempatkan mereka sejajar dalam kehidupan, karena mereka adalah penolong yang sepadan, yang peranannya tidak dapat diabaikan. Mereka selalu bersama laki-laki juga mempersiapkan generasi muda yang unggul di kemudian hari.   Amin.

]]>