Benarkah Sabelianisme Ajaran Sesat Dalam Kekristenan?

Aritkel41 Views

Suara Harapan – Opini ini ditulis karena saya tergelitik oleh karya rekan saya KK, “Jangan Salah, PZ Bukan Kristen, Jangan Sangkut Pautkan dengan Kami”. Kolik dalam karyanya menyoroti kesesatan dari (JPZ). Ia menyatakan bahwa JPZ adalah penganut aliran sesat, lebih dari itu ia ada pengajar aliran sesat. Aliran ini dalam kekristenan disebut sebagai Sabelianisme.

“Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, setuju atau tidak setuju, kami menyebut aliran yang dianut oleh PZ adalah sekte. Aliran sesatlah gampangnya. Sektenya termasuk golongan Sabellianism atau nama modernnya adalah Oneness Pentecostalism.” Kolikhttps://d-2961617331849839806.ampproject.net/2106182132000/nameframe.html

Tulisan Kolik ini sebenarnya mengingatkan kesalahan saya. Saya pernah melakukan kesalahan besar. Kesalahan ini terjadi pada waktu saya aktif di Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK). Saya pada waktu itu menggunakan pendekatan Sabelian untuk mengajar Tritunggal ke anggota PMK. Hal ini terjadi karena pembicara yang seharusnya membawakan tema Tritunggal tidak datang, alhasil saya didapuk untuk menjadi pembicara tema tersebut. Maklum, pada saat itu sumber pustaka yang saya punya masih terbatas, dan internet pun belum berkembang seperti sekarang.

Saya menyadari kesalahan ini ketika saya belajar teologi secara lebih mendalam, khususnya ketika saya belajar tentang doktrin-doktrin dasar iman Kristen. Saya juga mengucap syukur kepada Tuhan yang telah menyertai rekan-rekan anggota PMK untuk tidak menjadi tersesat karena pengajaran saya.

Kembali ke masalah Sabelianisme , Sabelianisme ini merupakan ajaran atau doktrin yang salah tentang Tritunggal. Ajaran ini dikembangkan oleh Noetus, Praxeas dan Sabellius (Christian Theology-Alister E. McGrath). Pandangan ini tumbuh dari perselisihan tentang pribadi Kristus dimulai di Roma. Di bawah Sabellius ajaran ini berkembang dengan pesat (sekitar 220) sehingga akhirnya disebut sebagai Sabellianisme. Sabellianisme menyebar dengan sangat cepat ke gereja-gereja di seluruh wilayah Mediterania.

Sabellius menganut doktrin monotheisme ketat. Ia berpendapat bahwa Tuhan Allah adalah “Esa”. Ia menekankan keesaan Ketuhanan sejauh menyangkal perbedaan yang berarti antara anggota Tritunggal. Esa dalam pengertian Allah Bapa adalah Anak (Yesus) adalah Roh Kudus. Jadi tidak heran kalau Sabellius mengklaim bahwa ketiga nama itu semuanya milik satu pribadi ilahi, yang hanya memanifestasikan diri-Nya pada waktu yang berbeda sebagai karakter yang berbeda. Jadi tidak heran kalau ia menolak konsep Tritunggal yang berkaitan dengan natur Allah. Ia berpendapat bahwa Trinitas bukan berkaitan dengan natur Allah, tetapi hanya cara Allah dalam menyatakan diriNya.

Itu sebabnya ia menyakini bahwa Allah Bapa menyatakan diri-Nya dalam Perjanjian Lama melalui pemberian Hukum Taurat, lalu menyatakan diriNya dalam bentuk Anak (Yesus Kristus) dan yang terakhir Ia menampakkan diri dalam wujud Roh Kudus. Tidak heran bila Sabelius mengangap Allah Bapak, Yesus, dan Roh Kudus hanyalah tiga aspek atau manifestasi atau peran dari satu ilahi yang sama. Sama dalam pengertian saya sebagai manajer ketika berada di kantor, sebagai bapak ketika berada di rumah dan sebagai suami dari istri saya. Ini sama gambaran seorang aktor atau aktris memainkan beberapa peran sekaligus dalam suatu film.

Ajaran Sabellius kadang-kadang disebut sebagai modalisme, karena dia pada dasarnya mengklaim bahwa Tuhan memiliki tiga “mode” ekspresi yang berbeda. Sabellian percaya Tuhan mengubah diri-Nya dari salah satu manifestasi ini ke yang lain secara berurutan, seolah-olah mengganti kostum. Jadi dalam sistem Sabellius, Allah Bapa dan Putra (atau Putra dan Roh Kudus) tidak pernah bisa benar-benar ada secara bersamaan sebagai pribadi ilahi yang dapat dibedakan namun bersifat kekal.

Ajaran ini mampu bertahan hingga sekarang. Di masa ini, ajaran ini disebut sebagai “Pentakolstalisme Keesaan-Oneness Pentecost”. Tony Lane dalam bukunya buku Menjelajahi Doktrin Kristen menyatakan bahwa pemeluk ajaran ini mencakup 10% dari Pentostalisme kotemporer yang di seluruh dunia.

Sabelianisme ini jelas bertentangan dengan ajaran resmi gereja, baik pada masa lalu mau pun sekarang. Ajaran ini menyangkali kebenaran Alkitab dimana Tritunggal adalah Allah itu satu esensi dan tiga pribadi. Formula ini merupakan suatu hal yang misteri dan paradok tetapi tidak bertentangan. Keesaan Allah dinyatakan sebagai esensi-Nya atau keberadaan-Nya, sedangkan keberagamannya diekspresikan dalam tiga pribadi.

Istilah Tritunggal sebenarnya tidak ada di dalam Alkitab, baik di Perjanjian Lama mau pun Perjanjian Baru. Konsep ini bukan hasil kesimpulan, penemuan yang dihasilkan oleh kemampuan rasio manusia. Tetapi konsep ini nyata ada dan diajarkan di dalam Alkitab. Hal ini terlihat di Ulangan 6:4 yang menyatakan bahwa Allah itu esa. Di sisi lain, Alkitab pun menyatakan dengan tegas keilahian tiga Pribadi dari Allah: Allah Bapa, Allah Anak (Kristus), Allah Roh Kudus. Allah Bapa, Allah Anak (Kristus) mau pun Allah Roh Kudus adalah tiga pribadi yang berbeda, yang masing-masing pribadi berada dalam posisi yang setara. Satu pun tidak ada yang lebih rendah dari yang lain. Selain itu Alkitab baik PB mau pun PL menyatakan bahwa ketiga Pribadi dalam Tritunggal itu tidak dicipta. Ketiganya telah ada dari kekal hingga kekal. Selain itu setiap Pribadi dari Allah Tritunggal memiliki atribut ilahi.

Istilah Pribadi sama sekali tidak berarti adanya perbedaan esensi (Yun:Ousia), hanya terjadi pembedaab peran. Setiap Pribadi dalam Tritunggal memiliki peran yang berbeda. Allah Bapa berperan menginisiasi penciptaan dan penebusan. Sementara itu Allah Anak (Kristus) menjalankan proses penebusan melalui kelahiran dan kematiannya di kayu salib. Di sisi lain, Allah Roh Kudus bekerja untuk melahirbarukan dan menguduskan dalam rangka mengaplikasikan penebusan kepada orang-orang percaya.

Secara pribadi saya mengakui bahwa saya tidak mungkin bisa menjelaskan doktrin Tritunggal secara lengkap dan tuntas, apalagi dalam artikel ini. Selain itu dari masa bapa-bapa Gereja hingga sekarang ini tidak ada seorang pun yang bisa menjelaskan secara tuntas tentang doktrin ini. Hal yang harus dipahami adalah, doktrin ini memberi umat Kristen batas akan hal-hal yang tidak boleh kita langgar atau pun langkahi. Doktrin ini menegaskan keterbatasan kita sebagai ciptaan untuk mengenal sang pencipta secara lengkap, utuh dan tuntas.Soli Deo Gloria.*Seword.

Daftar Pustaka

Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen, R.C Sproul, Departemen Literatur SAAT, Malang, Hal. 43-45.

Menjelajahi Doktrin Kristen, Tony Lane, Waskita Publishing Jakarta dan STT Cipanas, Jakarta, Hal. 173.

Runtut Pijar, Tony Lane, BPK Gunung Mulia, Jakarta, Hal. 13, 77.

Allah Tritunggal, Stephen Tong, Momentum, Surabaya, Hal. 1, 9-11.

Christian Theology-An Introduction, Ed. 3, Alister E. McGrath, Blackll Publishing, United Kingdom, Hal. 329.

https://seword.com/umum/jangan-salah-paul-zhang-bukan-kristen-jangan-PVU9S4V6Td

Gambar Diambil dari :

https://simple.wikipedia.org/wiki/Trinity

]]>