
“Yang kami bawa terutama adalah hati dan kasih bahwa kita semua keluarga dan bersaudara. Kami datang untuk menunjukkan dukungan, bahwa apapun yang terjadi dan betapapun beratnya kesulitan yang dialami masyarakat, penderitaan mereka adalah penderitaan kami“
Suara Harapan – Kunjungan ke Kota dan Kabupaten Kupang pada akhir pekan lalu masih membekas betul di hati saya. Betapa saya menyaksikan langsung kerusakan parah yang diakibatkan oleh badai siklon tropis seroja.
Sejumlah titik kami datangi dalam kunjungan tersebut, termasuk Mesjid Agung Al-Baitul Qadim yang jadi tempat pengungsian warga di kelurahan Airmata. Dalam kunjungan ini kian terbuktilah betapa bencana datang tanpa pilih-pilih dan tidak kenal waktu.
Bagi masyarakat di kelurahan Airmata, bencana ini kian menambah beratnya beban di kala pandemi Covid-19. Kian menyesakkan lagi mengingat banyak dari mereka yang harus melihat tempat tinggalnya porak poranda justru hanya beberapa hari menjelang dimulainya bulan puasa. Berdasarkan info yang kami terima, tak kurang dari 165 rumah warga kelurahan Airmata rusak akibat bencana badai siklon tropis seroja.
Kepada warga yang mengungsi ke Mesji Agung Al-Baitul Qadim, yang dibangun pada 1806-1812 tersebut, saya harap mereka diberikan ketabahan dan rasa tawakal di tengah keprihatinan ini. Semoga mereka diberi kekuatan menjalani ibadah puasa dan melewati rangkaian cobaan tersebut dengan tabah.
Dalam kunjungan kemarin, saya dan sesama anggota DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan yang turut hadir memang menyerahkan sejumlah bantuan untuk sedikit meringankan beban warga. Kami sadar bahwa bantuan tersebut tentu tidak cukup. Bukan pula ingin menunjukkan bahwa kami bisa memberikan sesuatu kepada mereka yang tengah dalam keadaan tidak menguntungkan.
Tapi, kunjungan kemarin kami harapkan dimaknai sebagai pertemuan persaudaraan. Kabar tentang musibah yang mengalami saudara-saudara kami di NTT, termasuk warga muslim di Airmata, telah mengetuk pintu hati persaudaraan kami untuk paling tidak boleh datang dan menunjukkan rasa prihatin serta rasa kebersamaan.
Yang kami bawa terutama adalah hati dan kasih bahwa kita semua keluarga dan bersaudara. Kami datang untuk menunjukkan dukungan, bahwa apapun yang terjadi dan betapapun beratnya kesulitan yang dialami masyarakat Airmata, penderitaan mereka adalah penderitaan kami
Kami sampaikan juga bahwa rehabilitasi rumah warga, termasuk di Airmata, akan menjadi program yang kami bicarakan dengan pemerintah pusat. Sebagaimana amanat UU dan Konstitusi, pemerintah/negara bertanggung jawab atas warganya, terlebih di tengah kondisi bencana.
Sebagai Ketua Komisi III DPR RI, saya juga akan berbicara dengan beberapa Menteri untuk segera dilakukan program pemulihan dan rehabilitasi. Tentu ini bukan karena kebaikan hati, melainkan memang merupakan bentuk dan tanggung jawab kami sebagai wakil rakyat untuk memperjuangkan hal tersebut.*HH ]]>