Majalah Suara Harapan – Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah-sekolah di daerah terpencil banyak mengalami masalah dalam proses pembelajaran. Tak jarang sekolah-sekolah ini mengalami banyak permasalahan baik secara internal maupun eksternal. Mulai dari faktor guru, siswa dan sarana penunjang menjadi hal mendasar yang membuat pembelajaran di sekolah-sekolah daerah terpencil terasa sangat berpengaruh ketika tuntutan zaman semakin tinggi begitu pula di dunia pendidikan Jenis-jenis permasalahan. Adapun masalah-masalah ini dapat digolongkan dalam beberapa jenis, antara lain; 1. Pedagogik, literasi dan numerasi 2. Kesulitan belajar siswa 3. Relasi hubungan guru dengan siswa dan orang tua 4. Pemahaman/pemanfaatan model-model pembelajaran 5. Pemanfaatan teknologi/inovasi dalam pembelajaran Pada kesemptan ini penulis mengajak pembaca menjabarkan permasalahan yang dihadapi di lapangan A. Pedagogik, literasi dan numerasi Pedagogik, literasi dan numerasi adalah tiga hal penting yang erat kaitannya dengan pembelajaran di sekolah. Pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran secara maksimal, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan potensi peserta didik. Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Sedangkan Numerasi adalah kemampuan untuk menerapkan konsep bilangan dan keterampilan berhitung dalam kehidupan sehari-hari dan menginterpretasikan informasi kuantitatif yang ada di sekitar kita. Contoh-contoh permasalahan yang ditemui penulis antara lain ; 1. Rendahnya kemampuan dan pengetahuan dasar siswa. Siswa belum mempunyai kemampuan dan pengetahuan dasar/awal yang baik tentang Bahasa Inggris dimana di jenjang SMP ini adalah awal siswa belajar Bahasa Inggris karena tidak ada pelajaran bahasa Inggris di SD. 2. Rendahnya keinginan siswa dalam belajar. Siswa belum punya keinginan untuk belajar Bahasa Inggris, sebagian besar sejak kecil menggunakan bahasa daerah sehingga ketika belajar Bahasa Inggris siswa merasa sulit dan tidak berkeinginan lagi untuk belajar. 3. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Buku-buku bacaan dan sarana belajar tidak memadai, misalnya dalam 1 kelas yang siswanya 15 orang, buku pelajaran hanya ada 5. Selain itu, akses jaringan internet yang sangatlah buruk bahkan untuk bisa mengaksesnya harus pergi ke tempat tertentu. Begitu juga akses jalan ke sekolah yang sangat buruk. B. Kesulitan belajar siswa. Kesulitan belajar menurut Wikipedia, merupakan suatu kondisi dimana peserta didik tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan karena adanya gangguan, baik berasal dari faktor internal siswa dibatasi faktor intelegensi maupun faktor eksternal siswa. Faktor-faktor ini menyebabkan siswa tidak mampu berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2003:77), mengemukakan bahwa kesulitan belajar adalah Suatu keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, hal ini tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktornon intelegensi. Contoh-contoh kesulitan belajar antara lain : a. Faktor Intelegensi : 1. Kesulitan Belajar Membaca(Disleksia) 2. Kesulitan Belajar Menulis(Disgrafia) 3. Kesulitan Belajar Berhitung(Diskalkulia) b. Faktor Non-intelegensi : 1. Siswa kurang percaya diri. Rata-rata siswa ketika belajar Bahasa Inggris,seperti malu-malu atau takut salah dalam mengucapkannya/membaca kata/kalimat atau teks bacaan.Kemampuan dasar Bahasa Inggris siswa yang kurang, bahkan cenderung tidak tahu/takut mengucapkan kata sederhana. 2. Mindset siswa bahwa Bahasa Inggris itu sulit. Siswa tidak terbiasa dan merasa asing dengan bahasa Inggris sehingga ketika belajar bahasa inggris mereka selalu berpikir bahwa bahasa Inggris itu sulit. 3. Siswa kurang/tidak melakukan repetisi. Siswa tidak melakukan belajar/repetisi di rumah sehingga materi yang sudah dan baru diajarkan tidak diingat lagi ketika ditanyakan pada pertemuan berikut. C. Relasi hubungan guru dengan siswa dan orang tua. Relasi hubungan antara guru dengan siswa dan orang tua merupakan hal mendasar yang mempengaruhi mental seorang anak ketika mengikuti pembelajaran di sekolah. Ketika hubungan siswa tidak baik dengan guru dan orang tua, mental belajar anak itu pun menjadi terganggu. Adapun beberapa contoh; 1. Kurangnya perhatian orang tua pada kegiatan belajar anak di rumah. Di daerah-daerah terpencil, hampir semua orang tua dari siswa berprofesi sebagai petani, karena itu lebih banyak menghabiskan waktu di kebun sehingga tidak mengontrol anak untuk bisa belajar/ repetisi di rumah. Bahkan tidak jarang juga siswa pun sepulang sekolah harus ke kebun untuk membantu orang tua. 2. Siswa masih kurang berani berkomunikasi dengan guru. Rata-rata siswa enggan atau malu-malu ketika hendak berkomunikasi dengan guru sehingga sulit untuk berkonsultasi mengenai kesulitan belajar/PR yang diberikan, dengan alasan takut dimarahi atau takut salah. 3. Siswa dan orang tua menganggap belajar hanya ada di sekolah. Siswa dan orang tua tidak melakukan komunikasi atau dialog tentang pembelajaran yang sudah dilakukan di sekolah karena menganggap hanya disekolah saja tempat untuk belajar, di rumah bukan. Seolah-olah sekolah adalah “bengkel” untuk “memperbaiki” segala kerusakan-kerusakan ataupun kesalahan-kesalahan. D. Pemahaman/pemanfaatan model-model pembelajaran. Model-model pembelajaran menarik yang telah ada kurang dimanfaatkan ataupun tidak digunakan dalam pembelajaran. Padahal model-model pembelajaran tersebut sangatlah bagus jika diterapkan dengan benar di sekolah-sekolah. Penyebab tidak dimanfaatkannya model-model pembelajaran tersebut antara lain karena : 1. Guru belum menguasai dengan baik tentang model-model pembelajaran inovatif. Guru tidak menguasai dengan benar tentang model-model pembelajaran inovatif karena masih terpaku dengan model pembelajaran teacher centered. 2. Guru belum bisa mengkategorikan model pembelajaran dengan karakteristik siswa. Pada awal pembelajaran guru tidak menganalisis karakteristik siswa yang nantinya kemudian akan dikaitkan model pembelajaran inovatif mana yang cocok dipakai pada saat proses belajar mengajar 3. Tugas tambahan guru yang juga menyita waktu. Selain mengajar guru juga diberi tugas tambahan yang juga menyita waktu, sebagai contoh selain mengajar bahasa inggris dan juga sebagai Kaur kesiswaan, bendahara, Komite yang di mana harus melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab itu, sehingga sangat kesulitan untuk memikirkan ide yang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran. E. Pemanfaatan teknologi/inovasi dalam pembelajaran. Perkembangan Teknologi informasi di zaman sekarang ini kadang berbanding terbalik dengan pemanfaatannya di sekolah-sekolah. Banyak sekolah-sekolah di daerah terpencil yang mengalami kesulitan ketika ingin menyamai pergerakan perkembangan zaman. Hal ini disebabkan karena beberapa hal: 1.Siswa tidak terbiasa menggunakan perangkat IT. Di daerah-daerah terpencil hampir semua siswa latar belakangnya ekonomi menengah ke bawah sehingga alat-alat IT seperti laptop atau hp yang canggih adalah barang mewah, inilah yang menjadi penyebab siswa kurang terbiasa menggunakan perangkat IT 2. Sarana dan prasarana yang belum memadai. Kembali lagi, jaringan internet, akses jalan yang buruk yang membuat siswa tidak bisa menikmati pembelajaran berbasis teknologi dengan baik. Hal lain kekurangan alat pendukung seperti misalnya in focus yang jumlahnya hanya 1 karena pada saat yang bersamaan dipakai juga oleh guru lain. 3. Guru kurang kreatif dalam menciptakan inovasi pembelajaran. Kurangnya kreativitas guru menciptakan inovasi yang tepat guna sebagai pendukung pembelajaran karena kurangnya pelatihan tentang inovasi pembelajaran. Demikianlah beberapa hal-hal serta penjabaran tentang permasalahan pembelajaran Bahasa Inggris yang dihadapi oleh sekolah-sekolah di daerah-daerah terpencil. Namun demikian kita sebagai guru mempunyai beban moril yang tinggi di mana kita harus terus membelajarkan siswa-siswi di tengah segala keterbatasan yang ada, agar mereka nantinya bisa menghadapi perkembangan zaman yang terus berjalan. Tetap semangat dan teruslah berjuang guru-guru hebat. Penulis bernama lengkap Delia Olivia Hailitik, S. Pd, saat ini melayani di SMP Negeri 3 Kupang Barat, dengan alamat sekolah : Jl. Borgo Merdeka, Oeli’i – Oematnunu Kecamatan Kupang Barat Kab.Kupang – NTT https://youtu.be/qlwgzDcLs8Y ]]>
https://admm.asean.org/-/pg-slot/
https://www.xn--m3cai4cyact6bt8p.com/
https://greencampus.ut.ac.id/-/akun-slot-demo/
https://sakip.bulelengkab.go.id/slot-gacor-2023/
https://jdih-dprd.tangerangkab.go.id/img/slot-gacor-maxwin/
https://jdih.uinsatu.ac.id/vendor/judi-online/
https://jdih.kupangkota.go.id/slot-demo/
https://jdih.kupangkota.go.id/slot-gacor-online/
https://jdih-dprd.tangerangkab.go.id/system/slot-demo/
https://jdih.pringsewukab.go.id/common/dokumen/slot-deposit-pulsa/
http://sister.poltekkesbandung.ac.id/system/link-slot-gacor/
http://jdih.tidorekota.go.id/vibes88/
http://simasneg.kulonprogokab.go.id/web-app-firewall/system/slot-gacor/
https://greencampus.ut.ac.id/sistem/slot-gacor/