Oelamasi, Suara Harapan – Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Innitiative (READSI) yang telah berjalan selama empat tahun di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, memberikan dampak positif bagi peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Hal ini disampaikan oleh Staf Ahli Bupati Kupang Bidang Pemerintahan, Sosial dan Politik, Marthen Rahakbaw, saat mewakili Bupati Kupang pada rapat koordinasi dan evaluasi program pembangunan pertanian dan ketahanan pangan di aula Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kupang, Jumat (19/1).
“Kabupaten Kupang memiliki potensi yang cukup tinggi sebagai penyumbang sektor pertanian di Provinsi NTT, dengan berbagai komoditas unggulan, seperti tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, hingga pariwisata. Keberhasilan pembangunan pertanian melalui revolusi 5P telah dirasakan manfaatnya oleh para petani, meskipun masih ada ruang untuk perbaikan,” ujar Marthen.
Ia mencontohkan, salah satu produk unggulan Kabupaten Kupang adalah kopi Oelbiteno dan kopi Oh’aem yang berasal dari Amfoang. “Kopi ini terbukti memiliki cita rasa khas dan menjadi daya tarik masyarakat pecinta kopi,” jelasnya.
Ia menambahkan, berbagai ajang festival kopi telah banyak diikuti oleh komunitas tersebut untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kopi di daerah ini.
Tidak hanya itu, Marthen juga menuturkan bahwa di Semau, terkenal dengan komoditas bawang merah. Pengolahan bawang merah goreng menjadi salah satu bentuk peningkatan pendapatan petani.”Produk ini pernah diikutkan dalam pameran produk pertanian yang diselenggarakan oleh Jakarta Internasional Expo,” katanya.
Marthen mengapresiasi program READSI yang telah memberikan banyak perubahan dalam meningkatkan kesejahteraan petani. “Program ini memberikan dampak positif terhadap peningkatan akses kelembagaan keuangan masyarakat. Simpan pinjam antar kelompok tani telah banyak dikembangkan,” ujarnya.
Hal ini, lanjutnya, mendorong para petani menuju kemandirian agar pola usaha budidaya pertanian yang dijalankan dapat mengarah pada konsep bisnis, dimana keuntungan adalah target utama dalam usaha pertanian dan bukan lagi berorientasi pada pemenuhan kebutuhan keluarga.
Ia juga mengakui bahwa keberhasilan pembangunan pertanian ini bisa tercapai dengan baik karena adanya dukungan dan peran para tenaga penyuluh pertanian dan fasilitator desa selaku pendamping teknis kegiatan yang berhubung langsung dengan para petani.
Melalui program READSI ini juga, pemerintah sudah mendistribusikan alat pertanian dan mesin bagi para petani dalam mendukung percepatan produksi.
“Kerjasama dan kolaborasi yang baik perlu terus ditingkatkan dalam upaya perbaikan demi tercapainya tujuan utama pembangunan pertanian di Kabupaten Kupang,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kupang, Amien Djuariah, dalam laporannya mengatakan, “revolusi pertanian sebagai suatu gerakan yang menjadikan Kabupaten Kupang maju, mandiri, dan sejahtera menjadi nilai perubahan kolektif semua pemangku kepentingan dalam mengembangkan sekaligus meningkatkan produktivitas daerah.”
Amien menjelaskan bahwa rapat koordinasi dan evaluasi ini bertujuan untuk menciptakan koordinasi lintas sektor dan antar stakeholder dalam hal kebijakan maupun tindakan yang diperlukan dalam upaya mewujudkan sasaran pembangunan pertanian di Kabupaten Kupang.
“Kami berharap agar melalui rapat ini, dapat memastikan koordinasi perencanaan pembangunan pertanian antara pusat dan daerah dalam upaya membangun pertanian yang maju dan mandiri berbasis komoditas unggulan daerah,” harapnya.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis klaim asuransi usaha tani padi Kabupaten Kupang kepada Kelompok Tani Tunas Harapan Kelurahan Nonbes, Kecamatan Amarasi.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Pabung 1604/Kupang Parada Napitupulu, Kepala BPS Kab. Kupang I Made Suantara, Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Propinsi NTT Joas Umbu Wanda, para PPL dan para fasilitator desa READSI. (Siper Prokopim KK/11/24/Red)