Kupang, Majalah Suara Harapan – Shalom Sahabat sepelayanan, selamat menikmati pemeliharaan Tuhan dan selamat mempersiapkan ibadat minggu 17 Maret 2024. Selamat memperingati penderitaan dan sengsara Yesus Bagi semua sahabat terkasih. Mari kita saling melengkapi dalam menyiapkan bacaan bersama umat. Salam dan doa beserta. Pendeta Desiana Rondo Effendy M.Th dari GMIT Maranatha Oebufu, Klasis Kota Kupang Timur, Sabtu (16/3/2024).
Bacaan: Markus 14:32-42, Mazmur 42:5; Mazmur 39
Tema: Pulihkanlah Kami Dari Perasaan Sendiri Dan Sepi Dalam Pergumulan Hidup
Pengantar
Markus 14 -15 menceritakan tentang penderitaan, pengkhianatan, penyangkalan yang dialami Yesus menuju kemenangan pada salib dan berita keselamatan yang dinyatakan Yesus melalui jalan pengorbanan dan penebusan. Catatan bagi para murid menjadi pembelajaran nyata untuk melatih diri terus belajar menata hati dan hidup lebih baik.
Matius, Markus, Lukas mencatat hal yang sama dan melengkapi cerita injil tentang peristiwa di taman Getsemani. Matius dan Markus mengingatkan “berjaga jagalah”. Lukas mencatat pentingnya berdoa “ berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.
Berdoa adalah jalan bersama yang dilakukan Allah untuk memulihkan manusia dari perasaan sendiri dan di tinggalkan. Inilah teladan yang diajarkan Yesus kepada muridNya ketika dalam kemanusiaannya perasaan sendiri dan sepi dialami oleh Yesus. Berdoa adalah kunci untuk mendapatkan kekuatan, pengampunan dan pemulihan dari Allah.
Pengkhianatan dan penyangkalan selalu menimbulkan bekas luka dan beban dalam diri seseorang. Dalam tantangan yang berat perisai iman membuat kita masih bertahan di tengah pengharapan. Inilah yang dialami oleh Yesus menuju pergumulan doa di Getsemani.
Markus 14: 12-31 mengajak kita melihat kronologis cerita di Getsemani. Yesus makan Paskah pada hari raya roti tidak beragi dan mengingatkan muridNya pentingnya satu hati pada penetapan perjamuan malam. Mereka melanjutkan perjalanan ke bukit zaitun dan disanalah Yesus mengingatkan kamu semua akan tergoncang imannya.
Petrus menjawab (Markus 14:29, biarpun semua tergoncang imannya , aku tidak). Markus 14:30-31; Yesus mengingatkan Petrus, sebelum ayam berkokok 3 kali kamu telah menyangkal Aku. Petrus menjawab, sekalipun aku harus mati bersamaMu, aku tidak akan menyangkal Engkau.
Kesedihan dan rasa sepi sendiri mulai dialami oleh Yesus dengan kenyataan pahit Yesus akan ditinggalkan sendiri oleh murid muridNya menghadapi penderitaan dan kesengsaraan. Menelusuri lereng bukit Zaitun di Getsemani Pergumulan dan doa menjadi kekuatan besar untuk Yesus bertempur dan berperang menghadapi tantangan besar di depan matanya.
Di getsemani Yesus meminta Allah sendiri memulihkan hatinya melewati pengkhianatan, penyangkalan dan pengampunan dari Allah sendiri bagi jalan keselamatan dan penebusan yang dilaluinya bagi dunia.
Penjelasan Teks
Markus 14: 32- 42 mencatat secara baik cerita di getsemani. Ayat 32-33 “duduklah disini sementara aku berdoa” Yesus merasa sendirian dan itu hal yang manusiawi minta ditemani sementara Ia berdoa. Yesus perlu teman, seperti kita perlu teman/sahabat karena itu petrus, yakobus, yohanes dibawa untuk menemaninya, ketika ia sangat takut dan gentar.
Ayat 34; “hatiKu sangat sedih seperti mau mati rasanya” perasaan yang diungkapkan Yesus dalam kemanusiaannya ketika di khianati, disangkal/tidak diakui dan ditinggalkan sendiri. Kitapun pernah mengalami perasaan ini ketika merasa sendirian dan ditinggalkan.
Pernyataan ini membawa pesan pastoral dan empati menempatkan dan merasakan kesendirian yang dialami oleh Yesus dengan tantangan yang berat ini, seperti mau mati rasanya, karena yang diharapkan bisa menemaninya semua akan meninggalkannya sendiri.
Ayat 35; Ia merebahkan diri ke tanah dan berdoa. “rebah” adalah sikap menyerahkan diri secara total karena tidak punya kekuatan apa apa lagi/menyerahkan hatinya kepada Allah Bapa dalam kehendaknya. Inilah sikap doa yang diajarkan Yesus kepada semua muridnya; sikap inilah yang harus dilakukan oleh orang percaya ketika kesusahan dan penderitaan tidak sanggup dihadapi sendiri/ semua orang meninggalkan kita, tetapi Bapa di Sorga tidak akan pernah meninggalkan kita bergumul sendiri.
Ayat 36; tidak ada yang mustahil bagimu “jadilah kehendakMu”, bagian dari doa bapa kami yang diajarkan Yesus kepada muridNya. Penyerahan diri total memberikan hati dan hidupnya untuk dipimpin oleh Tuhan.
Ayat 37-38 ; berjaga jagalah dan “berdoa”. Pesan yang diberikan yesus kepada 3 muridnya untuk bersiap hati dan siap diri. Petrus , yakobus, yohanes sebanyak 3 kali di ingatkan oleh yesus di ayat 39-41, Ia kembali untuk ketigakalinya mengingatkan muridNya, cukuplah, saatnya sudah tiba.Ayat 42; bangunlah kita pergi , dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.
Refleksi dan Aplikasi
Tindakan Yesus ini adalah contoh dari apa yang harus dilakukan orang percaya ketika menderita kesusahan atau kesedihan yang besar. Kita memerlukan waktu bersama dengan Tuhan yang kita percaya, Dia akan memulihkan keadaan kita, karena itu: Belajarlah merendahkan diri di hadapan Allah, hampirilah Allah di dalam doamu dan akuilah di dalam hati bahwa Allah adalah Bapa yang memperhatikan dan tidak pernah meninggalkan kita.
Percayalah kepada Allah dan serahkanlah dirimu kepada kehendak-Nya, maka kamu akan dipulihkan, dibebaskan dan diselamtkan.
Tetaplah bersinar dan nyalakanlah sendiri lilin pengharapan itu di tanganmu. Sebab tidak ada seorang pun yang dapat menyalakan lilin di tangan kita selain kita dan Tuhan yang menyalakannya bersama. Kita memegang lilin di tangan kita dan menyalakannya bersama dengan Tuhan yang menguatkan, memulihkan dan tidak meninggalkan kita sendirian sebab Allah peduli. (*)