Kemuliaan Kristus dalam PenderitaanNya
Oleh: Pendeta Desiana Rondo Effendy
Bacaan: Markus 9:2-13; Mazmur 50:1-6
Pengantar
Perjalanan pelayanan Yesus dari kota ke kota bersama dengan para murid menimbulkan banyak pertanyaan dari orang banyak. Bacaan kita dalam Markus pasal 8 menceritakan kisah perjalanan itu, dan sampailah mereka di kampung sekitar Kaisarea Filipi, di tengah jalan Yesus bertanya kepada murid muridnya, “kata orang siapakah Aku ini”?
Maka mulailah mereka menjawab siapa itu Yesus menurut kata orang. (Markus 8: 27-30) Ada yang mengatakan Yesus adalah Yohanes pembaptis, Elia dan salah seorang nabi. Lalu yesus bertanya lagi, tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? Maka Petrus menjawab “Engkau adalah Mesias”. Lalu Yesus melarang mereka untuk memberitahukan kepada siapapun siapa Yesus sebenarnya.
Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka bahwa Anak manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh para imam, dibunuh dan bangkit pada hari ketiga.
Markus 9: 1- 13 merupakan lanjutan cerita perjalanan Yesus yang mengingatkan kita dalam menjalani sengsara dan penderitaanNya, Allah dimuliakan di dalam Kristus. Mari kita lihat penjelasannya di bawah ini.
Penjelasan Teks
Kemuliaan Allah dalam penderitaanNya memproklamirkan Kerajaan Allah yang sudah dan telah datang ke dalam dunia. Maka Markus 9: 1-7 menceritakan waktu yang dijalani bersama dalam kemuliaan Allah.
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes bersamanya naik ke gunung yang tinggi. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka. Pakaiannya sangat putih berkilat-kilat, tampaklah kepada mereka Elia dan Musa berbicara dengan Yesus.
Ayat 2, Yesus berubah rupa, sekarang ini banyak manusia dan ciptaan Tuhan mengalami disfigurasi (kerusakan pada rupa untuk mengejar sesuatu yang menguntungkan dirinya baik secara ekonomis dan mengeksploitasi semua ciptaan).
Yesus berubah rupa menjadi berkilat dan bersinar menjadi kabar baik dan berita/pesan bagi semua orang bahwa disfigurasi diperbaiki dalam Transfigurasi Yesus melalui penderitaan dan karya/ciptaan Allah pada kemuliaan Nya. Transfigurasi Yesus di Gunung Tabor merupakan puncak spiritualitas Yesus.
Gunung Tabor letaknya di sebelah utara negara Israel. Tepatnya di ujung timur Lembah Yizreel, 17 km (11 mil) sebelah barat Danau Galilea. Jika kini puncaknya dapat dicapai dengan kendaraan, maka pada masa lalu para peziarah harus mencapainya dengan mendaki 4.340 anak tangga. Untuk dapat mencapai puncaknya, peziarah harus menempuh jalan yang sulit dan menakutkan karena berputar-putar melewati tebing-tebing yang curam.
Pada waktu peristiwa itu, terdapat tiga murid Yesus bersama dengan Dia; Petrus, Yakobus dan Yohanes. Cahaya kemuliaan yang memancar dari wajah Yesus itu untuk memberikan pengajaran kepada para murid, bahwa di balik peristiwa yang menyedihkan yang akan dialami Yesus, ada peristiwa yang akan membawaNya pada kemenangan dan kemuliaan.
Ayat 4; Musa dan Elia adalah dua tokoh politik yang penting dalam Perjanjian Lama. Musa berhadapan dengan Firaun untuk pembebasan Israel dari perbudakan di Mesir. Elia berhadapan dengan Ahab yang menyembah Baal yang berdampak buruk pada kehidupan umat Allah.
Kedua tokoh ini menghampiri Yesus yang sedang berhadapan dengan kuasa kaisar Romawi untuk menindas kaum yang lemah. Musa dan Elia punya cara sendiri ketika berhadapan dengan penguasa, dan Yesus menghadapi kelaliman, ketidak adilan dengan cara yang berbeda melalui pengorbanan dan penderitaan.
Kerajaan Allah di wujudkan dalam kemuliaan di tengah penderitaanNya. Kemuliaan Allah itu memberikan hidup dan menghadirkan damai sejahtera.
Dalam bacaan kita di Injil Markus tercatat dengan baik Petrus dalam ketakutan dan terkejut mengatakan baiklah kami dirikan tiga kemah di sini satu untuk Yesus, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.
Matius 17: 5-7 mengatakan mereka sangat ketakutan, lalu Yesus datang menyentuh mereka berkata “ berdirilah, jangan takut” ada penguatan yang di berikan Yesus kepada mereka. Dan ada suara dari dalam awan ”Inilah Anak yang Kukasihi dengarkanlah Dia” (bandingkan dengan Mazmur 50:3-5). Markus 9:8-13 ada pesan Yesus yang disampaikan kepada muridNya “Jangan menceritakan kepada siapapun apa yang mereka lihat, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Berita kesaksian itu akan hidup dalam kebangkitanNya.
Refleksi dan Aplikasi
Dalam perenungan ini ada 2 pesan yang diberikan kepada kita: Ketulusan hati akan membuat kita bisa mengenal siapa Yesus sebenarnya bagi kita. Setiap orang bisa menceritakan Yesus menurut pengalaman imannya hidup bersama Yesus untuk memuliakan Tuhan. Allah kita tidak akan berdiam diri kepada orang orang yang dikasihiNya.
Ketaatan dan kesetiaan mengalami penderitaan dan kesukaran dalam hidup membuat kemuliaan Allah dinyatakan. Berdirilah, jangan takut sekalipun badai dan gelombang menerpa hidupmu.
Belajar dari Yesus, kemuliaan Allah terletak pada kesediaannya untuk berkorban dalam penderitaan. Belajar untuk rendah hati , semakin percaya dan berserah bukan menyerah. Bisa bersyukur di tengah kesukaran dan tetap menjadi mata dan tangan Tuhan agar nama Tuhan dipermuliakan.
Selamat bersiap diri. Salam dan doa dari Pastori Maranatha Oebufu.
Pendeta Desiana Rondo Effendy