SYUKURAN TIGA RKB, WARGA DESA PATHAU MERINDUKAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUPANG

Pelayanan54 Views

Membangun pendidikan sama halnya dengan investasi, yang pada masanya akan menghasilkan generasi yang cerdas, inovatif, kreatif dan berbudi pekerti luhur. Pemerintah, masyarakat dan lembaga lainnya diminta terus bergerak, bersinergi dan kolaborasi mengawal tujuan pendidikan agar terlaksana dengan baik di Kabupaten Kupang

Oelamasi, Suara Harapan – Sem Oematan, tokoh masyarakat (tomas) juga sebagai pendiri Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pathau, Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang, pada Jumat, 18/2/2022, dalam sekapur sirih di acara syukuran pemanfaatan gedung Ruang Kelas Baru (RKB) SDN Pathau.

Sebagai bentuk ucapan syukur memiliki tiga Ruang kelas baru (RKB) di sekolah yang layak bagi siswa/i, menurut Sem Oematan tomas di sini merindukan kehadiran Bupati Kupang, Korinus Masneno ke tengah-tengah mereka.

Semenjak kepemimpinan Bupati Kupang Korinus Masneno dan Wabup Jerry Manafe, Dusun I Desa Pathau, belum pernah disinggahi Kepala Daerah,”kata Sem”.

Dirinya melanjutkan, bangunan sekolah yang berdiri sejak tahun 2014, didukung tenaga pendidik berjumlah 9 orang, terdiri atas Aparatur Sipil Negara 4 orang dan tenaga honor 5 orang, kegiatan belajar mengajar di sekolah ini, tetap berjalan baik, meski banyak keterbatasan.

Nampak, bangunan lama sekolah ini sangat memprihatinkan, dengan kondisi dindingnya berbahan bebak yang sebagian bolong dan reot, tapi bagi siswa/i kelas 1 sampai kelas 6, bukanlah penghalang untuk memperoleh ilmu.

Kepala Sekolah SDN Pathau, Yakob Fnatun yang ditemui tim Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim), sebelum dimulainya acara, menyampaikan bahwa siswa/i sekolah ini, setiap harinya pasti membawa air bersih dari rumah mereka masing-masing, sesuai kebutuhan, untuk mencuci tangan dan pembuangan feses, itupun mereka tidak mempunyai toilet tetap, tapi menggunakan toilet milik PAUD.

Untuk itu, menurut Kepsek di sini sangat membutuhkan sanitasi sekolah, juga sarana penyediaan air bersih. Lanjutnya, pembangunan 3 ruang kelas ditambah pengadaan meubeler sekolah, bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pada satuan kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.Kupang, dengan besaran dana Rp481.500.000.

Sementara salah satu siswa juga turut membenarkan bahwa kesulitan air bersih di sekolah, mengharuskan dirinya dan siswa lainnya, untuk perlu membawa air bersih dari rumah. Bukan karena paksaan para guru, tapi karena kebutuhan masing-masing.

Sekretaris Daerah Kabupaten Kupang, Ir. Obet Laha yang hadir pada acara tersebut, pastikan bahwa harapan masyarakat untuk kehadiran Kepala Daerah akan disampaikan.

Soal kebutuhan sanitasi sekolah dan air bersih, Obet Laha meminta Kepala Desa untuk bantu memperhatikan hal tersebut, menggunakan dana desa. Terkait pembangunan tiga ruang kelas baru, Obet katakan merupakan berkat Tuhan. Dengan selalu mengandalkan Tuhan, semua yang yang direncanakan akan terwujud.

Penambahan tiga ruang kelas dan penyediaan meubeler di SDN Pathau, menjadi bukti bahwa Kabupaten Kupang dengan keterbatasan anggaran di masa pandemi Covid 19, terus berupaya untuk memprioritaskan bidang pendidikan.

Bidang pendidikan dengan alasan apapun mesti berjalan, pendidikan dengan kendala apapun harus ditempatkan pada prioritas utama. Membangun pendidikan sama halnya dengan investasi, yang pada masanya akan menghasilkan generasi yang cerdas, inovatif, kreatif dan berbudi pekerti luhur. Pemerintah, masyarakat dan lembaga lainnya diminta terus bergerak, bersinergi dan kolaborasi mengawal tujuan pendidikan agar terlaksana dengan baik di Kabupaten Kupang terutama di desa Pathau.

Pembangunan fisik sekolah hanyalah sebuah sarana agar pendidikan secara substansi bisa terlaksana dengan baik. Apa gunanya fisik sekolah modern, tapi kualitas pendidikannya primitif. Lebih baik fisik sekolah kita seadanya, namun mentalitas dan semangat belajar peserta didiknya berorientasi modern,”terangnya”.

Kepada Kepala Dinas P dan K Kab.Kupang, Imanuel Buan yang turut hadir, ditegaskan Obet Laha untuk lebih aktif menyediakan data pendidikan secara akurat dan up-to-date, sebab perlu untuk kepentingan evaluasi kedepan.

Berapa kiranya sekolah yang kondisinya memprihatinkan, berapa sekolah yang guru dan tenaga kependidikannya terbatas atau bahkan kurang, dan berapa sekolah yang sudah memiliki semua fasilitas pendidikan yang mendukung kinerja digitalisasi pendidikan. Dinas harus paham dan mengerti betul arah kebijakan pembangunan pendidikan nasional,”urainya”.*Sipers ]]>