Teladan Kasih dalam hubungan yang kita pelajari dari kitab Rut

“Aku tidak akan meninggalkan engkau,” baik pada waktu sehat maupun sakit, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu untung maupun malang

Rut 1:15-18

Kedua mengasihi seseorang berarti: “Ikut ke mana saja yang dikasihi pergi, bermalam di mana saja dia bermalan, mati di mana sang kekasih meninggal, dan dikebumikan di tempat yang sama dengan kekasih yang sudah tiada.” Inilah kasih yang ditunjukkan Rut kepada Naomi.

Nilai pertama adalah dari kasih. kasih seperti yang ditunjukkan Rut ialah: “Aku tidak akan meninggalkan engkau,” baik pada waktu sehat maupun sakit, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu untung maupun malang. Mengasihi seseorang artinya berada bersama dia, bukan hanya secara fisik, juga mental dan iman. Artinya mencoba mengerti apa yang dirasakan, dipikirkan dan ditakuti sang kekasih, dan mencari jalan keluar dari persoalan hidup itu bersama dia.

Nilai Ketiga, mengasihi artinya: “Melakukan apa saja yang baik demi membahagiakan orang yang dikasihi.” Hal ini pun ditunjukkan Rut bagi kita. “Lihatlah Rut! Ia sepanjang hari membungkuk di belakang para penyabit di ladang Boas. Ia tidak malu melakukan pekerjaan yang sederhana dan yang dianggap rendah, karena ia tahu bahwa ergon ouden oneidos, tidak ada satu pekerjaan pun yang hina.

Nilai Empat, kasih mengandaikan: “Selalu siap memberi bimbingan dan pertolongan kepada orang yang dikasihi.” Dalam I Korintus 13 Paulus katakan: “Kasih itu murah hati. Ia tidak memegahkan diri sendiri dan tidak sombong.”     

Nilai kelima dari kasih seperti yang ditunjukkan Rut ialah: “Menghormati orang yang dikasihi.” “Kasih”, kata Paulus, “tidak melakukan yang tidak sopan.” Pandanglah kepada Rut, hai Mempelai laki-laki dan mempelai perempuan, juga setiap mempelai yang selalu berkata kasih dan sayang kepada orang tuanya. Perhatikanlah bagaimana Rut berlaku kepada mertuannya yang sudah tua renta dan hanya tinggal menunggu kematian. Betapapun secara hukum, dia sudah bebas untuk tidak lagi memanggil Naomi mertua, Rut tetap menunjukkan hormat dan suka mendengar nasehat sang ibu. Gagasan untuk keluar memungut jelai di belakang para penyabit adalah gagasan Rut, tetapi dia tidak pergi tanpa izin dan tanpa pengetahuan Naomi. Rut juga tahu bahwa adalah kewajiban tiap orang muda untuk bekerja, dan membiarkan orang tua beristrahat dengan tenang. Dia tidak mendesak Naomi untuk menemaninya di tempat kerja. Ia tidak berkata: “Ibu! Kalau kau pergi dengan aku, maka aku akan memungut jelai bagi kita.” Tetapi dia berkata kepada Naomi: “Tinggallah di rumah, berisitrahatlah, aku akan pergi memungut bulir-bulir jelai. Juniores ad labores, Pantaslah bagi orang-orang muda untuk bekerja. Biarlah generasi muda datang kepada generasi tua untuk minta nasehat, tetapi tidak memaksakan mereka turut bekerja.

Rut tidak pulang ke Moab. Ia telah memutuskan untuk melupakan apa yang di belakangnya dan memusatkan perhatian pada apa yang di depannya. Ia tahu bahwa Allah yang memanggil dia dari Moab adalah Allah yang kaya. Untuk menperoleh berkat dari Allah itu, dia tidak boleh mendahului Allah. Ia harus menunggu waktu Allah, dan bukan menentukan batas waktu kepada Allah. Sekarang ia harus berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain mengikuti Naomi yang dikasihinya. Tetapi nanti ia akan memiliki tempat tinggal yang pasti. Untuk sementara ia harus menunggu tuan rumah mengundang dia dan mertuanya ke meja untuk makan, tetapi nanti ia akan menentukan sendiri jam makan. Bahkan  Rut akan mengundang orang lain untuk makan di rumahnya.

Nilai Kasih keenam, kasih artinya: “Bersedia membagi sukacita dengan orang yang dikasihi.” Rut tidak menyembunyikan sukacita yang diperolehnya di tempat kerja. Ia menuturkan hal itu kepada Naomi, segera sesudah ia kembali ke rumah. Rut kabarkan kepada Naomi bagaimana Allah membawa dia ke ladang orang yang bermurah hati kepadanya, mempertemukan dia dengan para pengerja yang punya sikap bersahabat. Dengan jujur, ia ceritakan bahwa ia tidak hanya memperoleh izin untuk memungut bulir-bulir jelai di belakang mereka; ia malah diundang untuk makan bersama mereka. Keamanannya juga terlindung. Lebih penting dari semua ini Rut memperlihatkan hasil kerjanya kepada sang mertua. Ia tidak menyembunyikan sebagian, seperti Ananias dan Safira. Ia juga berikan kepada mertuannya kelebihan makanan yang diperolehnya hari itu. Dengan Naomi, Rut membagi-bagikan sukacita yang ia peroleh di tempat kerjanya.

            Melihat pada nilai ini, hendaklah Mempelai laki-laki dan mempelai perempuan belajar lebih sungguh-sungguh lagi untuk saling berbagi dan bersikap jujur satu sama lain mengenai suka dan duka yang diperoleh di tempat kerja masing-masing. Tuntutan ini menjadi begitu penting mengingat banyak suami-istri masa kini yang tidak saling mengingat selama bekerja.

            Kasih Rut kepada Naomi teruji sekali lagi, ketika Rut telah dikawini oleh Boas. Kenaikan status yang dialaminya dari janda menjadi istri, dari wanita mandul menjadi ibu, tidak membuat Rut memandang Naomi dengan mata sebelah. Ia tetap mengasihi Naomi, menghormati mertuanya dan membawa Naomi tinggal di rumahnya. Sukacita yang Rut peroleh dari perkawinannya dengan Boas dinikmati bersama dengan Naomi. Bahkan anak yang kelak dilahirkannya diberikannya kepada Naomi untuk diasuh dan dibesarkan (4;16).

Nilai Kasih ketujuh Pengharapan

“Belajar untuk menjadikan pengharapan orang yang dikasihi menjadi pengharapan bersama.” Ketika Naomi terus mendesak Rut untuk pulang kepada bangsanya dan kepada allah para nenek moyangnya, berkatalah Rut: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam; bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku.”

Rut mengasihi Naomi dengan sepenuh hatinya. Itu sebabnya ia belajar untuk menerima pengharapan Naomi menjadi pengharapannya sendiri, Ia mengindentifikasikan diri secara penuh dengan Naomi, bukan saja secara fisik tetapi juga secara rohani. Tindakan Rut untuk pergi kepada Boas meminta perlindungan, (3:9) sesuai nasehat Naomi, memperlihatkan seterang-terangnya, bagaimana Rut menjadikan pengharapan Naomi, pengharapan bangsa Israel, menjadi pengharapannya sendiri. Ia datang kepada Boas dengan permohonan dijadikan istri Boas karena dia berharap, seperti Naomi, ada generasi penerus yang akan melanjutkan keturunan Elimelekh dan suaminya Mahlon yang sudah meninggal itu; generasi penerus yang akan berdiri atas nama keluarga menyongsong Mesias yang dijanjikan Allah. Karena cintanya pada Naomi, Rut belajar menjadikan pengharapan Naomi pengharapannya juga. Dua yang berbeda menjadi satu. Itulah misteri cinta yang tidak dapat dipahami. Kita hanya dipanggil untuk bersyukur kepada Tuhan yang memberikan misteri itu kepada kita.*Berbagai Sumber ]]>