Majalah Suara Harapan – Thobias Uly, seorang wakil bupati yang dikenal dengan kesederhanaannya, telah menjadi inspirasi bagi banyak orang melalui perjalanan hidupnya yang penuh tantangan.
Sikapnya yang tidak terpengaruh oleh statusnya menyiratkan bahwa kekuatan sejati seorang pemimpin terletak pada kemampuannya untuk tetap bersahaja, bersikap merakyat, dan tidak melupakan perjuangan dari mana ia berasal.
Melalui perjalanan panjangnya di dunia politik, Thobias Uly telah mengalami berbagai rintangan yang tidak sedikit. Sebelum menjadi wakil bupati Sabu Raijua, ia pernah menjabat sebagai berbagai posisi penting di pemerintahan daerah, menunjukkan kemampuannya dalam manajemen dan administrasi publik.
Namun, meskipun berhasil meniti karier sebagai birokrat, jalan menuju kursi kepemimpinan bukanlah tanpa kesulitan. Gagal dalam Pilkada 2015 dan 2020 adalah momen yang sangat berat baginya. Mahkamah Konstitusi bahkan mendiskualifikasinya dalam pemilihan sebelumnya, sebuah keputusan yang sangat mengecewakan tetapi tidak membuatnya patah semangat.
Konsep tentang ketidakpastian dan harapan menjadi inti dari perjalanan Thobias. Ia menganggap bahwa setiap kegagalan adalah bagian dari proses dan bukan penghalang untuk meraih cita-cita.
Filosofi hidupnya yang diambil dari tradisi lokal “Peiu Manu” atau Taji Ayam, di mana menyerah bukanlah pilihan, mencerminkan semangat juang yang tinggi. Bagi banyak orang, keberhasilan mungkin dijadikan sebagai tolok ukur semangat. Namun, bagi Thobias, mempertahankan harapan dan keyakinan bahwa suatu saat ia akan mencapai tujuannya adalah hal yang lebih penting.
Ketika dihadapkan pada tantangan besar di Pilkada, keinginan untuk kembali berjuang dan mengapai impian membuat Thobias tidak hanya berpikir tentang kemenangan untuk dirinya sendiri, tetapi juga tentang tanggung jawabnya terhadap masyarakat.
Rasa sakit akibat tidak dapat dilantik mengubah pandangannya menjadi sebuah motivasi yang lebih kuat. Ia menyadari bahwa di balik seragam pelantikan yang belum sempat dipakainya tersemat makna yang dalam, yaitu dedikasi dan pengabdian kepada masyarakat yang tergambar dalam simbol tersebut.
Akhirnya, setelah menantikan dengan sabar, kesempatan itu datang saat ia berpartisipasi dalam Pilkada 2024, berpasangan dengan Krisman Riwu Kore.
Keberhasilan meraih 21.153 suara menandakan kembalinya kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinannya dan harapan baru bagi masyarakat Sabu Raijua. Pelantikan yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto menandai pencapaian penting dalam karir politiknya, sekaligus menjadi simbol dari jerih payah dan kesabaran yang ditunjukkannya selama bertahun-tahun. Dalam momen tersebut, Thobias tidak hanya merayakan kemenangan, tetapi juga mengingatkan dirinya dan generasi muda untuk tidak pernah berhenti berjuang demi cita-citanya.
Perjalanan hidup Thobias Uly menegaskan bahwa kegigihan, kesederhanaan, dan kemampuan untuk melihat harapan dalam situasi sulit adalah kunci untuk meraih kesuksesan. Ia telah menjadi teladan bagi banyak orang, menginspirasi mereka untuk terus berjuang meski dalam menghadapi tantangan yang teramat berat. Melalui dedikasinya, Thobias menunjukkan bahwa siapa pun bisa bangkit dari keterpurukan, asalkan ada keinginan yang tulus untuk berjuang demi kebaikan umat. Dia tidak hanya menduduki jabatan publik tetapi juga menjadi simbol semangat baru bagi banyak orang di Sabu Raijua dan sekitarnya.
Referensi
Magz Suara Harapan. (2025). Menghidupkan Asa Kisah Inspiratif Thobias Uly.