Majalah Suara Harapan – Pesan berantai yang beredar di grup WhatsApp yang berisi imbauan dan instruksi kepada para Kepala Desa (Kades) terkait rencana demonstrasi penyegelan Kantor Bupati pada tanggal 14 Oktober oleh kelompok yang mengatasnamakan korban Badai Seroja yang dipimpin oleh LP2TRI merupakan isu yang perlu ditangani secara serius.
Isu ini menyentuh beberapa aspek penting dalam tata kelola pemerintahan daerah, relasi antara pemerintah dan masyarakat, serta potensi gangguan keamanan dan ketertiban.
Penting untuk memahami konteks di balik rencana demonstrasi tersebut. Badai Seroja yang melanda wilayah kabupaten Kupang pada waktu lalu tentunya meninggalkan dampak trauma bagi masyarakat, termasuk kerugian materi dan trauma psikologis.
Kelompok yang mengatasnamakan korban Badai Seroja, yang dipimpin oleh LP2TRI, merasa bahwa penanganan dampak badai belum optimal atau tidak sesuai dengan harapan mereka, sehingga mereka berencana melakukan aksi demonstrasi sebagai bentuk protes dan upaya untuk menyampaikan aspirasi.
Imbauan kepada seluruh Kades untuk melakukan pendekatan terhadap warganya agar tidak terprovokasi dan ikut aksi merupakan langkah yang wajar dan perlu didukung.
Kades sebagai pemimpin di tingkat desa memiliki peran strategis dalam menjembatani komunikasi antara pemerintah daerah dan masyarakat.
Kades juga memiliki pemahaman yang mendalam mengenai kondisi sosial, ekonomi, dan psikologis warganya, sehingga mereka dapat memberikan penjelasan yang tepat dan menenangkan.
Kades perlu mendengarkan keluhan dan aspirasi warganya, serta memberikan informasi yang akurat mengenai upaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menangani dampak Badai Seroja.
Kades juga perlu menjelaskan risiko dan konsekuensi dari tindakan anarkis atau melanggar hukum.
Sedangkan adanya pernyataan bahwa Kades akan bertanggung jawab jika ditemukan warga dari desa mereka ikut dalam barisan demo merupakan hal yang kontroversial.
Tanggung jawab seorang Kades adalah memastikan keamanan dan ketertiban di wilayahnya, serta menjaga agar warganya tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum.
Namun, Kades tidak dapat dimintai pertanggungjawaban secara mutlak atas tindakan individu warganya.
Pemerintah daerah perlu memberikan dukungan penuh kepada para Kades dalam menjalankan tugasnya. Dukungan tersebut dapat berupa informasi yang akurat dan transparan mengenai penanganan dampak Badai Seroja bukan sebaliknya membuat kegaduhan
Dalam situasi yang sensitif seperti ini, komunikasi yang efektif dan transparan merupakan kunci untuk menjaga stabilitas dan menghindari terjadinya konflik.