Dengan segala suka dukanya, menunjukkan bahwa di balik tiap lemon yang dijual, ada harapan, impian, dan cinta yang tak ternilai bagi keluarga.
Majalah Suara Harapan – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan masyarakat di desa (Desa Oh’aem 1), kisah Mama Martince Tamoes muncul sebagai contoh ketekunan dan semangat juang. Mama Tamoes, seorang penjual lemon yang berlokasi di pinggiran Jalan Bokong di Lelogama, berasal dari Desa Ohaem 1, Kecamatan Amfoang Selatan.
Kisah kehidupannya menggambarkan realitas perjuangan seorang ibu yang berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarganya di tengah berbagai rintangan.
Setiap pagi, sebelum memulai aktivitas berjualannya, Mama Tamoes memiliki rutinitas yang sangat sibuk. Ia bangun lebih awal untuk merawat hewan peliharaannya, seperti babi dan ayam. Tanggung jawab ini tak hanya mempertahankan hidup hewan-hewan tersebut, tetapi juga memberikan tambahan sumber pendapatan bagi keluarganya.
Setelah mengurus hewan peliharaannya, ia melanjutkan harinya dengan mengecek dan mempersiapkan anak-anaknya untuk bersekolah. Proses ini mencerminkan dedikasi Mama Tamoes sebagai seorang ibu sekaligus pejuang rupiah.
Setelah memastikan anak-anaknya siap untuk belajar, Mama Tamoes mempersiapkan barang dagangannya, lemon segar yang diambil dari kebunnya. Lemon Amfoang, yang dikenal dengan kualitas dan kesegarannya, menjadi komoditas utama dalam usaha Mama Tamoes.
Proses pengemasan barang dagangan ini memerlukan ketelitian agar lemon yang dijual tetap terlihat menarik dan tetap segar. Dengan penuh semangat, ia kemudian memasang dagangannya di pinggir jalan, menanti para pelanggan yang datang.
Dalam aktivitas jualan sehari-harinya, pendapatan yang diperoleh Mama Tamoes sangat bervariasi. Saat ramai, ia dapat memperoleh pemasukan hingga Rp500.000, sedangkan di hari-hari sepi, pendapatannya hanya berkisar Rp100.000.
Kondisi ini mencerminkan ketidakpastian yang sering dihadapi oleh para pedagang kecil di Desa (terpencil), di mana faktor eksternal seperti cuaca, lokasi, dan daya beli masyarakat mempengaruhi hasil akhir. Meskipun tantangan tersebut ada, Mama Tamoes tetap tegar dan beradaptasi demi kelangsungan hidup keluarganya.
Salah satu keinginan Mama Tamoes yang mengemuka dalam kisah ini adalah kebutuhan akan lapak yang lebih baik untuk dagangannya. Ia berharap dapat memiliki sebuah konter yang dapat melindungi barang jualannya dari terik matahari, debu, dan hujan.
Keinginan ini bukan hanya tentang kenyamanan saat berjualan, tetapi juga mencerminkan harapan untuk meningkatkan pemasukan dan kualitas usaha. Dengan lapak yang lebih baik, Mama Tamoes bisa menjajakan lemonnya dalam kondisi yang lebih optimal, sehingga pelanggan pun akan lebih tertarik untuk membeli.
Perjuangan Mama Tamoes menjadi cerminan dari banyak pelaku usaha kecil yang ada di Kabupaten Kupang. Kisahnya adalah gambaran nyata tentang bagaimana kerja keras, ketekunan, dan kasih sayang seorang ibu bisa menjadi dasar yang kuat untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Mama Martince Tamoes, dengan segala suka dukanya, menunjukkan bahwa di balik tiap lemon yang dijual, ada harapan, impian, dan cinta yang tak ternilai bagi keluarga.
 
			






















 
							











