KUPANG, SH – Kembali terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Kupang untuk periode 2024-2029 dan Senin 9 September nanti akan dilantik, Mesak N. J. Mbura tetap setia pada komitmennya untuk mengawal pembangunan yang berpihak pada rakyat.
Kepada Suara Harapan, Jumat (6/9), Mbura membagikan catatan kecil perjuangannya di DPRD sekaligus komitmen untuk masa bakti di periode keduanya ini.
Poin utama catatan Mbura ada pada pentingnya peningkatan anggaran untuk kesejahteraan rakyat serta pengembangan infrastruktur dan sektor pertanian yang menjadi kekuatan utama masyarakat Kabupaten Kupang.
Mbura mengungkapkan bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh DPRD Kabupaten Kupang adalah keterbatasan anggaran. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kupang selama lima tahun terakhir hanya menyentuh angka Rp 70 miliar. Angka ini sangat rendah jika dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam hal penyediaan air bersih dan infrastruktur pendukung pertanian.
“Saya melihat rakyat banyak membutuhkan dukungan seperti air bersih dan infrastruktur untuk pertanian. Kita memiliki lahan tidur yang sangat luas, namun ketersediaan anggaran dan alat pertanian masih menjadi kendala,” ujar politisi Partai Perindo tersebut.
Karena itu Mbura menyoroti perlunya peningkatan PAD, terutama dari sektor seperti galian C. Ia melihat potensi besar dari sektor ini yang belum dimanfaatkan secara maksimal karena kebocoran anggaran dan manajemen yang kurang baik.
“PAD kita bisa meningkat hingga Rp 300 miliar jika manajemen diperbaiki. Para penagih pajak harus diperhatikan, karena kalau mereka tidak diperlakukan dengan baik, bisa saja terjadi kebocoran,” ujarnya, menekankan pentingnya integritas dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya daerah.
Selama lima tahun menjadi anggota DPRD dalam keterbatasan anggaran, Mbura tidak ragu untuk menggunakan dana pribadi demi memenuhi kebutuhan masyarakat. Ia mencontohkan pembangunan jembatan limpas dan irigasi di beberapa wilayah seperti Olifeo dan Oesao.
Di Olifeo, Kelurahan Babau misalnya, Mbura bersama masyarakat membangun jembatan sederhana senilai Rp 20 juta yang menghubungkan lahan pertanian seluas 40 hektar. Sebelumnya, lahan tersebut sulit diakses karena harus melewati kanal yang dipenuhi air dan buaya.
“Jembatan itu sangat bermanfaat, sekarang lahannya sudah diolah dan mulai ditanami. Kami juga membangun sumur bor di Oesao, dengan anggaran yang tidak besar, sekitar Rp 2 hingga Rp 5 juta. Ini sangat membantu petani untuk mendapatkan air dengan lebih mudah,” jelasnya.
Mbura juga menekankan pentingnya pengawasan dalam pelaksanaan proyek pembangunan. Menurutnya, banyak proyek infrastruktur seperti jalan lapen yang cepat rusak karena kurangnya pengendalian kualitas. Karena itu, selama menjadi anggota DPRD ia sering turun langsung ke lapangan untuk memantau proyek-proyek tersebut agar memastikan pengerjaannya sesuai standar.
“Mungkin ada yang berpikir saya mencari nama, tapi bagi saya, ini adalah tanggung jawab kepada masyarakat yang sudah memilih saya,” tegasnya.
Di periode keduanya ini, Mesak Mbura berkomitmen untuk tetap berada di tengah masyarakat, baik melalui pembangunan infrastruktur maupun pemberdayaan komunitas.
“Kalau tidak ada uang, saya beri ilmu dan motivasi. Saya ingin rakyat merasakan manfaat langsung dari pembangunan ini,” pungkasnya. (*)