OELAMASI, SH – Bagi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kupang, r. Pandapotan Siallagan, M.Si., Kabupaten Kupang adalah ‘rumah kedua’. Sudah lebih dari tiga dekade ia mengabdikan diri sebagai pelayan masyarakat di Kabupaten Kupang melalui berbagai jabatan yang dipercayakan kepadanya.
Pria kelahiran Sumatera Utara, 8 April 1966 ini memulai kiprahnya di Kabupaten Kupang pada tahun 1993, saat ia pertama kali menginjakkan kaki di tanah Timor. Awalnya, ia datang untuk menemui kakaknya yang bekerja sebagai konsultan di Kupang.
Namun, takdir membawa Pandapotan untuk menetap lebih lama dan berkontribusi dalam pembangunan daerah ini. Pada April 1993, ia diterima sebagai tenaga Sarjana Penggerak Pembangunan Desa, sebuah program yang diinisiasi oleh Bupati Letkol Paul Lawa Rohi untuk mempercepat pembangunan di wilayah pedesaan.
Tugas pertama Pandapotan sebagai penggerak pembangunan adalah di Desa Bokong, Kupang Tengah. Kala itu, infrastruktur masih sangat terbatas, dan digitalisasi belum masuk dalam sistem pemerintahan desa. Semua administrasi dilakukan secara manual, namun Pandapotan tak gentar. Ia bekerja keras menata administrasi pemerintahan desa, sekaligus memotivasi aparat desa untuk terlibat dalam berbagai kegiatan pembangunan.
“Saya pernah berjalan kaki pergi pulang dari cabang Noelbaki menuju Bokong. Waktu berhenti sejenak di Oelpuah untuk makan itu air mata saya jatuh. Begitulah kondisi medan saat itu,” kenangnya tentang masa-masa awal pengabdiannya, Selasa (8/10).
Setelah dua tahun lebih bertugas di desa, kinerja Pandapotan yang dinilai baik membawanya diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada tahun 1996. Ini menjadi langkah besar dalam kariernya di Kupang.
Ia ditempatkan di Dinas Perkebunan Kabupaten Kupang, sebuah instansi yang saat itu memiliki peran penting dalam program pengembangan jambu mente, kopi, dan kelapa, termasuk proyek TCSP yang didanai oleh Asian Development Bank.
Pada tahun 2001, karier Pandapotan semakin cemerlang. Ia dipromosikan menjadi Sekretaris Camat di Rote Tengah, sebuah jabatan Eselon IV yang mengharuskannya bertugas di wilayah kepulauan. Namun, pengabdiannya di Rote hanya berlangsung hingga akhir 2003, karena ia memohon untuk dipindahkan kembali ke Kupang demi merawat anak pertamanya yang menderita sakit.
“Saat itu, saya meminta agar saya bisa kembali dan merawat anak saya. Puji Tuhan, permintaan saya dikabulkan,” ujar Pandapotan.
Sejak tahun 2004, berbagai jabatan strategis silih berganti diembannya, termasuk sebagai staf di Bappeda hingga menjadi Kepala Bidang Ekososbud. Perjalanan kariernya juga mencakup masa tugas di Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD), BKD, hingga akhirnya pada tahun 2019 ia diangkat sebagai Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kupang.
Namun, karier Pandapotan tidak berhenti di situ. Pada Desember 2021, ia dipindahkan menjadi Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan, sebuah posisi yang memungkinkannya memberikan masukan strategis kepada pimpinan daerah.
Selama dua tahun di posisi tersebut, Pandapotan kerap menerima delegasi dari Bupati dan Wakil Bupati untuk mewakili mereka dalam berbagai kegiatan penting.Tahun 2023, ia dipercaya memimpin Dinas Peternakan, kali ini sebagai Kepala Dinas. Pandapotan merasa bersyukur atas setiap kesempatan dan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya.
“Saya percaya, barang siapa yang setia dalam perkara kecil, akan diberikan tanggung jawab yang lebih besar,” ujarnya dengan penuh syukur.
Kini, di bawah kepemimpinannya, Dinas Peternakan Kabupaten Kupang terus berupaya mempertahankan status Kupang sebagai “gudang ternak” NTT.
Pandapotan tak hanya berfokus pada upaya meningkatkan populasi ternak, tetapi juga pada pengembangan kualitas hewan ternak yang dihasilkan oleh peternak lokal.
Baginya, Kabupaten Kupang bukan hanya tempat bekerja, tetapi juga rumah kedua yang selalu ia jaga dan banggakan. (*)