Tahapan pesta demokrasi di NTT untuk pemilihan bupati, wali kota, dan gubernur periode 2024-2029 telah dimulai. Saat ini, proses kampanye tengah berlangsung, dimana masyarakat menunjukkan antusiasme tinggi, bahkan fanatisme terhadap pasangan calon (paslon) yang mereka dukung.
Untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, KPUD Provinsi NTT telah menetapkan tiga pasangan calon pada Pilkada 2024. Ketiga pasangan tersebut adalah:1. Yohanis Fransiskus Lema – Jane Natalia Suryanto (PDI Perjuangan, Hanura, PBB, Partai Buruh), 2. Emanuel Melkiades Laka Lena – Johanis Asadoma (Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, PSI, Perindo, PPP, Garuda, Gelora, Prima, PKN), 3. Simon Petrus Kamlasi – Adrianus Garu (Nasdem, PKB, PKS).
Secara umum, terdapat tiga karakteristik pemilih di NTT dalam menentukan pilihan politiknya. Pertama, pemilih emosional, yang memilih berdasarkan identitas suku, budaya, atau agama. Tipe ini terbagi lagi menjadi emosional aktif yang mudah diprovokasi, dan emosional pasif yang cenderung diam namun tetap terpengaruh oleh janji-janji politik.
Kedua, pemilih rasional-emosional, yang lebih konservatif namun mampu mempertimbangkan pilihan secara rasional, meskipun seringkali kurang terbuka dan tidak mampu memberikan argumentasi yang kuat.
Ketiga, pemilih rasional, tipe yang ideal karena mengedepankan data, rekam jejak, dan analisis program calon, serta mampu mempertanggungjawabkan pilihan politiknya.
Selain ketiga tipe tersebut, penulis menambahkan satu tipe lagi, yaitu pemilih transaksional, yang tidak peduli pada aspek emosional atau rasional, melainkan mengutamakan keuntungan pribadi sesaat. Prinsip yang mereka anut adalah “ada uang, ada suara,” tanpa mempertimbangkan masa depan daerah maupun bangsa.
Sebagai pemilih yang cerdas, di mana posisi Anda? Mari tentukan sikap dan pilihan politik dengan mempertimbangkan rekam jejak serta moralitas calon demi NTT yang lebih baik dan sejahtera pada 27 November 2024. Harapannya, masyarakat NTT tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu SARA dan memilih secara bijak serta rasional, mengingat kondisi NTT yang saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Di akhir tulisan ini, mari kita renungkan kutipan dari kitab Yeremia 29:7: “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.”
Semoga setiap pilihan yang kita buat didasarkan pada hati nurani dan doa, demi terciptanya kesejahteraan bagi NTT.
Seorang sahabat pernah berkata, “Cara terbaik menolong dirimu adalah dengan menolong orang lain terlebih dahulu. Meskipun membantu satu orang mungkin tidak akan mengubah dunia, tetapi bisa mengubah dunia bagi orang tersebut.”(Marthin Malo, S.Th., M.Pd., Alumnus Pascasarjana IAKN Kupang)