Kupang, NTT – Kepala BP4D Kabupaten Kupang, Juhardi Selan, mengungkapkan strategi pembangunan Kabupaten Kupang yang mulai diarahkan pada pendekatan teknokratik.
Dengan pengalaman bertahun-tahun di pemerintahan, ia menekankan pentingnya perencanaan yang matang dan berbasis data dalam setiap derap langkah pembangunan.
Lulusan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) tahun 2003 ini memulai kariernya di kecamatan pemekaran di Amfoang, yakni Amfoang Barat Laut.
“Ketika saya ditempatkan di Amfoang Barat Laut dari 2003 hingga 2009, banyak pengalaman yang menempa saya. Tantangan dan persoalan yang saya hadapi di lapangan membantu saya memahami substansi pekerjaan pemerintahan secara mendalam,” ungkap Juhardi, Selasa (13/8).
Karier Juhardi kemudian menanjak. Pada tahun 2009, ia dipercaya membantu bupati di bagian pemerintahan hingga tahun 2017, sebelum dipromosikan menjadi Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan di Bappeda. Pada Januari 2022, ia dilantik menjadi Kepala BP4D Kabupaten Kupang.
Kepada Suara Harapan, Juhardi berbagi tentang pentingnya persiapan dalam menghadapi berbagai dinamika pekerjaan, baik secara rohaniah maupun akademik.
“Siapa yang naik tanpa persiapan, dia akan jatuh tanpa alasan. Persiapan harus dilakukan dengan baik agar kita tidak terlindas oleh masalah yang ada,” katanya.
Terkait strategi perencanaan pembangunan di Kabupaten Kupang, ia menekankan bahwa BP4D berperan penting dalam menyusun rencana pembangunan yang efektif dan efisien, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal.
Menurutnya, pembangunan di Kabupaten Kupang sudah diarahkan dengan memakai pendekatan teknokratik yang merupakan aktualisasi dari konsep-konsep yang dipunyai para pemangku kepentingan.
“Contohnya, dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2024, kami sudah mulai mengarahkan seluruh kebijakan ke lokus-lokus yang telah ditentukan, serta menganalisis isu-isu strategis dengan alat analisa yang tersedia,” jelas Selan.
Untuk tahun 2025, ia mengungkapkan bahwa BP4D akan fokus pada tiga isu prioritas yakni penanganan kemiskinan, stunting, dan masalah pangan di Kabupaten Kupang.
Menurutnya ketiga masalah ini harus diintervensi secara komprehensif agar bisa membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat.
Ia mencontohkan bahwa Desa Honuk di Kecamatan Amfoang Barat Laut menjadi salah satu fokus dalam upaya penanganan masalah kemiskinan ekstrem ternyata beririsan dengan problem stunting.
“Kita juga berupaya untuk memaksimalkan semua potensi yang ada untuk menyelesaikan masalah pangan di wilayah itu,” tambahnya.
Selain itu, Selan juga memperkenalkan konsep pusat pertumbuhan yang akan dimulai di Oelamasi sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Kupang.
Dengan adanya pusat pertumbuhan di Oelamasi ini diharapkan dapat mendorong perkembangan wilayah dan kecamatan lain sekitarnya.
“Kami percaya bahwa dengan menetapkan Oelamasi sebagai pusat pertumbuhan, wilayah di sekitarnya akan ikut berkembang. Namun, semua itu harus dimulai dengan evaluasi yang baik, didukung oleh data, informasi, dan bukti empiris yang cukup,” ujarnya.
Karena itu pihaknya sedang merancang semacam alat atau media digital yang akan digunakan untuk kepentingan evaluasi tersebut. (*)