KUPANG, SH — Terletak di Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Desa Kairane terus berupaya membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik di bawah Kepala Desa Alfonsus Tefi.
Dengan visi yang jelas dan sentuhan humanis, Tefi sedang membawa desa Kairane menuju berbagai capaian nyata di bidang pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan, hingga penanganan stunting yang kini mulai menunjukkan hasil signifikan.
Mengemban tanggung jawab sebagai kepala desa sejak 2022 hingga 2028, Tefi percaya bahwa “kepemimpinan bukan sekadar posisi, melainkan panggilan untuk melayani.” Ia mengungkapkan bahwa motivasinya untuk memimpin datang dari dorongan masyarakat yang melihat komitmennya saat menjabat sebagai perangkat desa.
“Saya percaya, dengan bekerja bersama-sama, kita bisa membawa Kairane setara dengan desa-desa lain yang lebih maju,” ungkap Tefi, Rabu (6/11).
Desa Kairane telah memprioritaskan pembangunan infrastruktur dengan membangun dua jalan lingkungan di dusun 1 dan dusun 2, serta merencanakan jalur baru di dusun 3 tahun depan. Selain itu, Pemerintah Desa juga merancang program ketahanan pangan yang inovatif.
Tahun ini, desa melakukan pengadaan sapi betina produktif dan jantan untuk masyarakat, melanjutkan program tahun lalu berupa pengadaan anakan babi. Saluran irigasi sepanjang 200 meter juga dibangun dengan dana Rp 105 juta untuk memastikan ketersediaan air bagi pertanian.
Salah satu pencapaian membanggakan adalah penurunan angka stunting di Desa Kairane, dari 14 anak pada tahun lalu menjadi 6 anak tahun ini. Pemerintah desa, di bawah kepemimpinan Tefi, telah mengalokasikan dana yang lebih besar setiap tahun untuk intervensi gizi pada bayi dan anak balita, termasuk mereka yang berisiko underweight.
Kepala Desa Kairane, Alfonsus Tefi (duduk) bersama beberapa masyarakat desa.
“Kami melakukan intervensi makan selama 90 hari bagi anak-anak berisiko stunting, serta mendukung ibu hamil dan balita lainnya,” ujar Tefi.
Pendekatan ini dinilai efektif dalam menurunkan angka stunting sekaligus memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya nutrisi.
Desa Kairane juga mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat dengan bantuan bibit jagung sebanyak 950 kilogram untuk 176 keluarga. Setiap keluarga berpotensi menghasilkan pendapatan tambahan sebesar Rp 2-3 juta dari program ini.
Alfonsus Tefi berharap, dampak dari investasi Rp 49 juta ini mampu menggerakkan perekonomian desa hingga Rp 300 juta dalam periode tanam Desember hingga April.
Selain pembangunan fisik, Tefi mendorong kolaborasi antara masyarakat, tokoh adat, pemuda, dan pemerintah. Desa Kairane bekerja sama dengan Dinas Dukcapil untuk mempermudah layanan administrasi bagi warga, seperti pengurusan akta kelahiran dan KTP.
Dukungan dari Dana Alokasi Desa (ADD) juga dimanfaatkan untuk pengadaan fasilitas penting, termasuk laptop dan perlengkapan olahraga, guna meningkatkan pelayanan publik dan kegiatan sosial.
Dengan target setiap keluarga memiliki minimal satu ekor sapi pada 2030, Tedi yakin program ketahanan pangan ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami ingin setiap rumah tangga memiliki sapi sebagai sumber penghasilan, minimal satu ekor per keluarga,” jelasnya.
Tefi juga menyampaikan pesannya kepada masyarakat desanya. “Kemajuan desa ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi kita semua. Dengan gotong royong, kita bisa menciptakan Kairane yang mandiri, sejahtera, dan setara dengan desa-desa maju lainnya,” pungkasnya. (*)