KUPANG, SH – Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kupang, Kris Kapitan, menekankan pentingnya peralihan fokus petani dari metode konvensional ke pendekatan berorientasi pasar dalam usaha tani hortikultura.
Kepada Suara Harapan, Kris mengungkapkan bahwa meskipun pertanian pangan sangat penting untuk bertahan hidup, hortikultura memiliki potensi lebih besar dalam meningkatkan pendapatan petani.
“Kita harus beralih dari cara-cara konvensional yang hanya bertujuan untuk bertahan hidup. Hortikultura menawarkan peluang yang jauh lebih besar dalam hal ekonomi,” ujar Kris.
Ia menjelaskan, dengan intervensi teknologi yang tepat, petani bisa menghasilkan lebih banyak meski dengan lahan terbatas.
“Sebagai contoh, satu hektar cabai bisa menghasilkan hingga 200 juta rupiah dalam satu musim tanam, jauh lebih besar dibandingkan hasil dari menanam padi,” tambahnya.
Perjalanan Kris di bidang pertanian dimulai dari tanah kelahirannya di Oesao. Setelah menyelesaikan pendidikan di Fakultas Pertanian Undana pada tahun 2001, ia aktif dalam berbagai organisasi dan lembaga yang fokus pada pemberdayaan petani, seperti LSM Adra dan Plan Internasional.
Pengalaman di kedua LSM itu turut memperkuat komitmennya untuk terus berinovasi dalam pertanian dan membantu petani mengadopsi teknologi modern.
Pada tahun 2007, Kris memulai karir sebagai PNS dengan penempatan di Kecamatan Amabi Oefeto sebagai penyuluh. Sejak saat itu, ia terus berkiprah di bidang pertanian hingga akhirnya memimpin bidang Hortikultura.
“Saya melihat bahwa masih banyak petani yang belum berorientasi pasar dan masih mengandalkan cara konvensional. Ini yang ingin kita ubah,” tegasnya.
Kris juga menggarisbawahi pentingnya kemandirian petani. Ia mendorong para petani untuk tidak selalu bergantung pada bantuan pemerintah, tetapi lebih pada upaya sendiri untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan.
“Kita harus bekerja dengan sumber daya yang ada dan terus berkembang. Dengan begitu, kita bisa menemukan solusi atas masalah besar yang dihadapi,” ujarnya.
Ia percaya bahwa Kabupaten Kupang memiliki potensi besar dalam bidang hortikultura, baik di dataran rendah maupun tinggi. Namun, hal ini memerlukan pengetahuan dan teknologi yang tepat untuk memanfaatkan potensi tersebut.
“Kita harus berusaha melawan musim dengan teknologi. Pada musim hujan, produksi hortikultura sedikit tetapi harga tinggi. Ini kesempatan bagi petani untuk mendapatkan keuntungan lebih,” jelas Kris.
Dengan semangat untuk mengubah perilaku dan pola pikir petani, Kris optimis bahwa pertanian hortikultura bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Kupang.
“Tujuan kita bertani adalah untuk kesejahteraan. Maka dari itu, mari kita berinovasi dan berorientasi pasar dalam usaha tani kita,” tutupnya. (*)