OELAMASI, SH – Sebagai seorang yang telah mengabdi selama lebih dari tiga dekade, Kepala Pengembangan Kurikulum dan Sekretaris Tim Manajemen BOS Kabupaten Kupang, Said Badjideh, S. Sos., M.Si., memiliki cerita panjang tentang perjalanannya di dunia pendidikan.
Berawal dari tenaga administrasi di sebuah sekolah, hingga kini menjadi salah tokoh kunci dalam pengembangan kurikulum di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang.
Awal Karir: Dari SMK ke Dunia Pendidikan
Said memulai karirnya pada tahun 1993, setelah lulus dari SMK Negeri 1 Kota Kupang. Sebagai CPNS, ia ditempatkan di SMP Kolhua, yang kemudian berubah nama menjadi SMP Negeri 7 Kota Kupang. Di sekolah itu Said bertugas sebagai tenaga administrasi.
Namun, kemampuannya yang menonjol segera menarik perhatian. Pada tahun 1995, saat Kepala Kandep Dikbud waktu itu, Mel Yakob, mengunjungi sekolah, Said dipromosikan karena hasil kerjanya yang baik.
“Saya waktu itu membuat papan struktur dan beliau melihat tulisan saya cukup bagus. Sejak saat itu saya ditarik ke Kandepdikbud,” kenang Said tentang awal karirnya.
Pendidikan Lanjutan dan Perkembangan Karir
Karirnya terus berkembang seiring dengan peningkatan pendidikan yang ditempuhnya. Pada 2007, Said melanjutkan studi S1 yang diselesaikannya pada tahun 2011 di Universitas Nusa Cendana. Tak berhenti di sana, ia kemudian melanjutkan studi S2 di universitas yang sama dan tamat pada tahun 2015. Pendidikan tersebut memberinya landasan kuat untuk memajukan karir di bidang pendidikan.
Pada 2014, Said dipromosikan menjadi Kepala Seksi Tenaga Teknis SMA-SMK. Namun, setelah kewenangan SMA-SMK dipindahkan ke tingkat provinsi pada tahun 2016, ia dipindahkan dan kembali dipercaya sebagai Kepala Seksi Kurikulum untuk jenjang pendidikan SD-SMP pada tahun 2019 hingga 2021.
Tantangan di Lapangan: Koordinasi dan Kurikulum yang Terus Berubah
Mengemban posisi penting dalam dunia pendidikan tidak selalu mudah. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Said adalah sulitnya koordinasi dengan sekolah-sekolah yang tersebar di kecamatan-kecamatan Kabupaten Kupang, terutama di wilayah-wilayah terpencil seperti Amfoang, Takari, dan Semau.
“Koordinasi menjadi sulit karena jangkauan yang luas dan kondisi internet yang belum memadai di beberapa daerah. Informasi penting seringkali terlambat sampai ke sekolah-sekolah di wilayah terpencil,” ungkap Said.
Selain itu, pergantian kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke Kurikulum 2013, dan kini Kurikulum Merdeka, juga menjadi tantangan besar. Banyak sekolah yang masih kesulitan dalam memahami dan menerapkan Kurikulum Merdeka, terutama terkait proyek P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang merupakan elemen baru.
“Kami menemukan banyak sekolah yang masih belum paham benar tentang penerapan proyek P5 ini. Kami pun harus turun tangan untuk memberikan pelatihan dan bimbingan teknis,” jelasnya.
Transformasi Evaluasi Pendidikan
Perubahan juga terjadi dalam hal evaluasi pendidikan. Ujian Nasional yang dulunya menjadi standar evaluasi telah digantikan oleh Asesmen Nasional. Uniknya, Asesmen Nasional tidak diikuti oleh seluruh siswa di kelas akhir, melainkan dipilih secara acak oleh sistem, dengan fokus pada evaluasi mutu pendidikan di satuan pendidikan, bukan penilaian individu siswa.
“Asesmen Nasional bertujuan mengevaluasi mutu pendidikan di sekolah secara keseluruhan, bukan hasil belajar siswa secara individu. Hal ini memberi pandangan yang lebih luas tentang kualitas pendidikan,” tambah Said.
Membangun Masa Depan Pendidikan di Kupang
Meski dihadapkan dengan berbagai kendala, Said tetap optimis terhadap masa depan pendidikan di Kabupaten Kupang. Bersama timnya, ia terus melakukan bimbingan teknis, advokasi, serta pelatihan bagi para guru dan kepala sekolah, baik di tingkat kabupaten maupun langsung di satuan pendidikan.
“Saya dan tim selalu siap turun ke lapangan, memberikan bimbingan teknis, advokasi, dan pelatihan untuk mendukung para guru dan kepala sekolah dalam menghadapi tantangan yang ada,” tegasnya.
Dengan pengalaman dan dedikasi yang luar biasa, ia bertekad untuk terus berkontribusi bagi kemajuan pendidikan di Kabupaten Kupang, terutama di wilayah-wilayah terpencil yang membutuhkan perhatian lebih besar. (*)