AMFOANG SELATAN, SH – Kecamatan Amfoang Selatan tengah menghadapi beberapa tantangan serius, tetapi juga mencatat keberhasilan dalam penanganan stunting.
Plt Camat Amfoang Selatan, Yohanis Yansenius Tamoes, kepada Suara Harapan, Sabtu (10/8), mengungkapkan fokus dan upaya pemerintah kecamatan dalam mengatasi berbagai permasalahan.
“Fokus utama kami saat ini adalah penanganan stunting,” ujar Tamoes.
Ia melaporkan penurunan signifikan angka stunting dari 86 kasus pada 2023 menjadi 58 kasus pada Juli tahun ini. “Dua desa, Oh Aem 1 dan Oh Aem 2, bahkan sudah bebas stunting,” tambahnya.
Upaya penurunan angka stunting ini melibatkan berbagai pihak. “Kami melakukan intervensi melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan mendapat bantuan dari PNS, pegawai, TNI/POLRI, hingga pendeta,” jelas Tamoes.
Meski demikian, ia mengakui masih ada tantangan di Desa Leloboko dan Kelurahan Lelogama yang memiliki angka stunting tertinggi.
Selain stunting, Tamoes mengungkapkan tugas berat lainnya yaitu revitalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Kami diminta oleh Dinas PMD untuk membenahi BUMDes yang saat ini ‘sedang tidur’,” katanya.
Rencana ke depan adalah mengganti pengurus yang kurang produktif dengan generasi muda yang lebih melek teknologi.
Tamoes juga menyoroti potensi olahraga di Amfoang Selatan. “Bibit-bibit olahraga di sini sangat banyak. Kami sedang berupaya mencari dukungan untuk perbaikan lapangan Lelogama untuk mendukung bakat mereka,” ujarnya.
Tamoes juga menguraikan berbagai masalah lain yang masih dihadapi Kecamatan Amfoang Selatan.
“Masalah air bersih masih menjadi pergumulan, terutama di sebagian Kelurahan Lelogama,” ungkap Tamoes.
Selain itu, kondisi kantor Camat dan beberapa rumah dinas yang sudah tidak layak huni juga membutuhkan perbaikan segera.
Ia berharap kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak bisa membantu mengatasi masalah-masalah yang masih dihadapi masyarakat dan pemerintah Kecamatan Amfoang Selatan. (*)