KUPANG, SH – Persaingan menuju pemilihan Gubernur NTT 2024 semakin memanas. Peta politik berpotensi berubah terutama setelah PDI Perjuangan, partai pemenang pemilu NTT 2024, belum mengumumkan calon resminya.
Ansi Lema, yang sebelumnya diyakini telah mengunci tiket PDI-P, kini terancam kehilangan momentum. Keraguan muncul terkait kemampuannya mengonsolidasi koalisi PDI-P dan Hanura, serta ketidakpastian hubungannya dengan calon wakil potensial, Refafi Gah. Padahal, dukungan dari basis pemilih Sumba yang dimiliki Refafi sangat krusial bagi Ansi.
Di tengah ketidakpastian ini, Frans Aba muncul sebagai kuda hitam. Beredar kabar Frans Aba akan berpasangan dengan Refafi Gah. Hal ini diperkuat oleh beberapa pernyataan Refafi yang memuji Frans Aba sebagai figur yang layak memimpin NTT.
“Saya melihat Frans Aba betul-betul mampu menganalisa seluruh persoalan masyarakat NTT,” ujar Refafi seperti dilansir Ekora NTT.
Ia menekankan pentingnya pemimpin yang dapat menggerakkan ekonomi kerakyatan dan meningkatkan pendapatan per kapita.
“Pemimpin harus memiliki karakter yang membangun dan visi yang memahami penderitaan masyarakat. Kemampuan inilah yang dimiliki Frans Aba. Sebagai ekonom, dia memiliki kompetensi yang saya akui,” lanjut Refafi.
Dengan perkembangan terbaru ini, pertarungan politik di NTT semakin menarik disimak. Frans Aba, dengan dukungan Refafi Gah, kini muncul sebagai ancaman serius bagi ambisi Ansi Lema. (*/Red)