Bacaan: 1 Samuel 2:27-36
Tema: Mengakui Tuhan Dalam Kata dan Tindakan
Pengantar
Nubuat tentang Eli dan keturunannya menjadi pelajaran berharga untuk hidup dalam didikan dan ajaran takut akan Tuhan. Belajar teladan dari kehidupan keluarga imam Eli menolong kita berani mengatakan apa yang benar dan menegur yang salah. Mengakui Tuhan dalam kata dan tindakan tergambar dalam tindakan anak anak imam Eli; Hofni dan Pinehas.
Semua orang tua mengharapkan kehidupan yang baik bagi anak anaknya, karena itu menegur dan mengingatkan anak anak untuk tidak melakukan kesalahan yang sama adalah tanggung jawab dan didikan orang tua.
Kerinduan ini tidak akan pernah dialami Eli, dari Hofni dan Pineas (1 samuel 2: 34) disebutkan bahwa kedua anak Eli itu akan mati secara bersamaan dalam 1 hari dan nasib Eli sendiri tidak akan pernah melihat anak dan cucu-cucunya. Karena ada kecurangan yang dilakukan oleh Eli dan keluarganya saat mereka melaksanakan peran dan tanggung jawabnya sebagai Imam dan hakim di Israel.
Mereka menggunakan jabatan dari Tuhan untuk memperkaya, menggemukan diri dan Eli tidak menghormati Tuhan sebab ia lebih memilih menghormati anak-anaknya. Eli gagal menjadi imam, hakim, pendidik dan ayah bagi anak anaknya, didikannya yang salah menyebabkan umat Tuhan menderita, ayat 11-26, Imam Eli tidak tegas menegur dan menghentikan tindakan anak anaknya. Sikap Eli dianggap sebagai pembiaran dan di mata Tuhan dilihat sebagai sikap yang tidak menghormati Tuhan.
Tradisi hidup orang Yahudi bersumber pada Taurat Tuhan. Mereka diberikan kedudukan utama sebagai pendidik yang memberi dasar iman kepada anak anaknya. Pemimpin laki laki dalam keluarga Yahudi adalah seorang imam. ”sebab siapa yang menghormati Aku akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku akan dipandanag rendah (ayat 30) ”. Belajar menghormati didikan dan memelihara ajaran akan membuat kita bertemu dengan Tuhan.
Penjelasan Teks
AYAT 27-31; Seorang abdi Allah datang kepada Eli dan menegurnya dengan Firman Tuhan. Mengapa engkau memandang loba kepada korban sembelihan dan korban sajianku. Mengapa engkau lebih menghormati anak anakmu? Eli tidak hidup benar di hadapan Tuhan, dan tidak menghormati Tuhan. Ada saat Aku akan mematahkan tangan kekuatanmu dan seluruh kaummu, sehinga tidak ada seorang kakek dalam keluargamu.
Keluarga yang di dalamnya ada orang tua dan anak-anak adalah komunitas yang akan melahirkan dan mengajar nilai-nilai. Nilai ini kemudian akan digunakan dalam relasi hidup bersama dengan anggota keluarga dan sesama mereka dalam lingkungan sosial masyarakat.
Relasi adalah nilai yang dikomunikasikan dan dipergunakan dalam hubungan kekeluargaan. Jika dalam keluarga hal baik, benar dan positif ditanamkan, maka sudah pasti saat relasi terjadi antara anggota keluarga dengan orang lain terjadi, maka relasi-relasi itu akan diisi dengan nilai baik, benar dan positif, yang kemudian akan menghasilkan kebaikan untuk komunitas.
Inilah sebabnya, pada cerita ini apa yang disebutkan di ayat 29 supaya ada penghormatan pada Tuhan karena, Pembiaran dalam kehidupan berkeluarga terhadap perilaku anggota keluarga oleh pemimpin dengan alasan apapun tidak dibenarkan.
Keluarga yang meletakan dasar dan pondasi yang baik untuk terwujudnya perilaku dan nilai hidup bagi tiap generasi. Pemahaman ini mengajak semua orang untuk memperhatikan letak dan penanaman nilai kehidupan bersama dalam keluarga Allah.
Teladan hidup menjadi contoh yang di tunjukkan ”setiap kata dan perbuatan kita harus sesuai ”. Ayat 32-36; inilah yang menjadi tanda bagimu, kedua anakmu hofni dan pinehas pada hari yang sama keduanya akan mati. Ketidaksetiaan Eli membuatnya dan anak anaknya binasa. Tuhan mengangkat imam yang dipercaya dan membangunkan keturunan yang teguh dan setia untuk hidup dihadapan Tuhan.
Pesan ini kita lihat dari kehidupan keluarga Eli, yang dinubuatkan oleh seorang nabi. Hofni dan pinehas mati karena tidak setia , loba dan tidak menghormati Tuhan. Orang yang serakah akan binasa dan tidak meninggalkan jejak kehidupan. Tetapi Tuhan akan membangunkan keturunan dan generasi baru untuk hidup mencintai kesetiaan, lakukan keadilan dan hidup rendah hati di hadapan Allah. Generasi baru ini adalah generasi yang dipulihkan oleh Allah dalam Kristus Yesus Puteranya. Keselamatan dan penebusan dari Anak Allah Yesus Kristus membuat kita belajar menghargai dan menghormati hidup pemberian Tuhan.
Refleksi dan Aplikasi
Setiap kita yang dipercayakan sebagai pemimpin dan pendidik utama dalam keluarga. Belajar dan berbagi yang baik dimulai dari dalam rumah dan keluarga. Ada nilai hidup baik bagi umat beragama dalam relasi sosial dan komunikasi yang beretika pada semua anggota keluarga.
Tugas utama kita sebagai imam dan rasul untuk bertanggung jawab , memperhatikan dan memberi pengajaran nilai yang benar dan baik pada anggota keluarga. Ajarlah anak anak kita untuk: Mengasihi dan menghormati Tuhan melalui hidup bersama dengan sesamanya. (ulangan 10:20 ”hormatilah Tuhan, beribadahlah kepadaNya dan tetaplah setia”.
Tegurlah yang salah dan perbaikilah. ” teguran yang nyata adalah tindakan kasih ” Selamat bersiap diri dan melayani. (*)