KUPANG, SH – Yayasan PIKUL yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat mengadakan diskusi publik bertajuk “Tentang Kita 2045: Emas atau (C) emas?” di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang pada Sabtu (22/6).
Acara ini bertujuan untuk mendorong partisipasi publik, terutama generasi muda, dalam perumusan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi NTT tahun 2025-2045.
Diskusi ini dilatarbelakangi oleh pentingnya RPJPD sebagai cetak biru pembangunan daerah selama 20 tahun ke depan. RPJPD harus mencerminkan aspirasi dan kebutuhan seluruh masyarakat NTT, termasuk generasi muda sebagai pemilik dan penerus estafet kepemimpinan di masa depan.
Salah satu narasumber, Prof. Dr. Fritz O. Fanggidae memberikan paparan mengenai arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD NTT. Fanggidae menekankan pentingnya RPJPD yang selaras dengan visi nasional “Indonesia Emas 2045”.
Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) Provinsi NTT juga turut hadir dalam diskusi ini untuk menjelaskan proses penyusunan RPJPD dan pentingnya keterlibatan publik.
Ditegaskan bahwa RPJPD disusun secara inklusif dan partisipatif agar dapat mengakomodasi berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat NTT.
Diskusi ini juga menghadirkan akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Widya Mandira Kupang untuk memberikan telaah kritis terhadap dokumen RPJPD dari berbagai perspektif.
Mereka menyoroti isu-isu penting yang perlu diperhatikan dalam RPJPD, seperti pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, pembangunan infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam, dan perlindungan lingkungan.
Direktur Eksekutif IRGSC, Elcid Li, menyampaikan pandangannya mengenai isu-isu penting yang perlu dimuat dalam RPJPD NTT. Elcid menekankan pentingnya RPJPD yang berpihak pada masyarakat miskin dan rentan, serta mendorong pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Diskusi publik ini diharapkan dapat menjadi titik awal bagi keterlibatan yang lebih besar dari generasi muda dalam proses perencanaan pembangunan NTT. Dengan partisipasi aktif generasi muda, RPJPD NTT diharapkan dapat menjadi cetak biru pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berpihak pada masyarakat NTT.
Melalui acara ini, Yayasan PIKUL berkomitmen untuk terus mendorong partisipasi publik dalam perumusan kebijakan publik. Yayasan PIKUL percaya bahwa partisipasi publik adalah kunci untuk mewujudkan pembangunan yang demokratis, berkeadilan, dan berkelanjutan. (*)