Oelamasi, Suara Harapan – Bupati Kupang, Korinus Masneno, menghadiri pembukaan sidang majelis klasis Fatuleu Timur ke XII yang berlangsung di gedung Gereja Imanuel Oepula, Desa Tanini, Kecamatan Takari, Jumat (26/1/2024).
Sidang klasis ini bertujuan untuk merumuskan program kerja tahun 2024, antara lain, pemilihan Dewan Perwakilan Perwakilan (DPP) klasis untuk melengkapi administrasi klasis.
Dalam sambutannya, Bupati Masneno menyatakan bahwa pemerintah Kabupaten Kupang mendukung agenda-agenda gerejawi yang dilakukan oleh Majelis Sinode GMIT di wilayah Kabupaten Kupang terlebih lagi lewat persidangan-persidangan klasis.
“Sehingga secara perlahan kita terus membangun manusia yang seutuhnya, yakni manusia yang penuh damai sejahtera dan iman karna dibekali dengan ilmu pengetahuan serta keterampilan serta memiliki spiritual dan etika Kekristenan yang baik,” ucap Bupati Masneno.
Bupati Masneno juga menyatakan bahwa pemerintah telah menganggap GMIT sebagai pilar utama di Kabupaten Kupang. Gereja harus menjadi contoh bahwa melalui pemberdayaan jemaat visi misi Gereja dapat tercermin dalam perilaku pelayanan dan jemaat.

“Yang menjadi soal bagi kita, apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan harus berjalan sejajar. Melalui kotbah tadi, kita diingatkan untuk bisa mengontrol diri dan saling mengasihi. Perbaiki prinsip sesuai dengan prinsip universal supaya kita bisa berjalan dengan baik. Atas nama Pemkab Kupang, saya titipkan program pemerintah agar sekiranya ada kolaborasi yang berdampak pada pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya jemaat,” jelas Masneno.
Bupati Masneno juga menuturkan bahwa Kabupaten Kupang terus berupaya meningkatkan SDM-nya termasuk mengatasi stunting, bayi sehat dan anak sekolah sehat. Sehingga diperlukan kolaborasi bersama semua pihak, para orang tua dan tenaga gizi, nakes dan pihak lainnya.
“Bangun dan susun ekonomi sesuai kebutuhan. Mindset masyarakat harus berubah jika ingin tumbuh dan berkembang. Teruslah berkarya dan melayani untuk menjadikan kehidupan jemaat lebih baik dan selamat melaksanakan sidang majelis klasis Fatuleu Timur ke XII,” tutup Masneno.

Sementara itu, Sekretaris Sinode GMIT, Abdi Wenyi, mengatakan bahwa persidangan Gereja harus menjadi ruang belajar serta menemukan apa kehendak Tuhan bagi kita termasuk program yang berpihak kepada masyarakat demi kesejahteraan masyarakat.
“Fatuleu ibarat negeri yang dijanjikan Tuhan, tinggal bagaimana kita mengelolanya. Ini bukan hanya tugas Pemerintah tapi juga tugas Gereja. Karena Gereja merupakan bagian yang dekat dengan masyarakat yang bisa menjadi akses penghubung antara pemerintah dan masyarakat. Integritas kita sebagai Gereja adalah keselarasan ritual dan kepekaan sosial yang baik dan harus searah serta memastikan kecintaan kita kepada Tuhan melalui komitmen bersama Tuhan dan relasi,” ujar Abdi.
Dia juga mengatakan bahwa banyak pokok program kolaborasi yang bisa dilakukan dengan pemerintah untuk membuat program klasis tidak hanya ibadah liturgi saja tapi juga ibadah karya. Seperti pengembangan ekonomi yang berkeadilan dengan pemerintah sebagai mitra kerja.
“Kami titipkan 14 klasis di Kabupaten Kupang kepada pemerintah. Bersama Bupati dan jajarannya, kita berkolaborasi secara baik dan strategis tapi tidak boleh melupakan posisi kita sebagai pihak Gereja,” jelas Abdi.
Turut hadir dalam pembukaan sidang tersebut, antara lain, Ketua Klasis Fatuleu Timur Pdt. Simoen Leubana, KMK Imanuel Oepula Yacob Babis, para pimpinan OPD lingkup kab. Kupang, Camat Takari Eu Ratu Kore, para Pdt Se-klasis Fatuleu Timur, Ketua Panitia Danial Saefatu dan para jemaat. (Sipers Prokopim KK/14/24/Red)
