Kupang, Suara Harapan – Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyerukan kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia untuk berpartisipasi secara kritis dan bermartabat dalam Pemilu Serentak 2024.
Hal itu disampaikan melalui Pesan Pastoral pada 12 Januari 2024 yang ditandatangani oleh Ketua Umum Majelis Pekerja Harian (MPH) PGI, Pdt. Gomar Gultom, dan Sekretaris Umum MPH PGI, Pdt. Jacklevyn Manuputty.
Dalam surat tersebut, PGI menyatakan rasa syukur bahwa menjelang Pemilu 2024, tidak ada pembelahan tajam dalam masyarakat akibat perbedaan pilihan politik dan ruang media sosial tidak dibanjiri oleh caci maki, hoaks, dan pelintiran kebencian.
Namun, PGI juga mencermati bahwa Pemilu belum sungguh-sungguh ditempatkan dalam kerangka pembangunan substansi demokrasi. PGI menyoroti masih berkembangnya politik uang, serta praktek-praktek curang dan kotor yang mengabaikan prinsip-prinsip penyelenggaraan Pemilu, serta mencederai tatanan moral dan etika demokrasi.
PGI juga mengkhawatirkan netralitas penyelenggara negara, keterbelahan di kalangan elit, serta potensi delegitimasi hasil Pemilu yang bisa menyulut konflik.
Untuk itu, PGI mendorong semua warga gereja untuk mendoakan kesuksesan Pemilu dan berpartisipasi secara kritis dan bermartabat dalam penyelenggaraan Pemilu untuk menghadirkan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan bagi bangsa ini.
PGI juga menyampaikan beberapa pokok pikiran dalam kerangka pastoral, antara lain: Pemilu adalah sarana bagi warga gereja untuk melaksanakan panggilan kudusnya; penegakan moral dan etika selama Pemilu sangat penting untuk menjamin kualitas demokrasi; Lembaga Penyelenggara Pemilu harus mengedepankan penegakan aturan dengan berani, murni, konsekuen dan konsisten.
Selain itu warga gereja yang ikut dalam kontestasi politik juga diharapkan untuk mengedepankan kejujuran, kehormatan, dan integritas. (*)