Bacaan: Amos 5: 7-13
Tema: Mewujudkan Keadilan Bagi Kaum yang Lemah
Pengantar
Amos 5:1-17 berbentuk ratapan kematian dalam konteks peperangan, walaupun pada saat diucapkan bangsa Israel secara politis masih dalam keadaan baik. Namun di mata TUHAN nasib mereka sudah pasti: mereka akan mengalami kekalahan telak dalam peperangan.
Jalan keluar bagi situasi ini hanya satu: mencari TUHAN (ayat 4-6) carilah Tuhan maka kamu akan hidup dan mendapatkan kebaikan Nya (ayat 14-15). Undangan untuk mencari TUHAN dan kebaikan sebagai jalan keluar.
Kejahatan besar dilakukan oleh bangsa Israel dengan ketidakadilan bagi orang lemah (5:7, 10-13) Amos mengingatkan kembali agar mereka hidup dalam pertobatan dan mencari Tuhan. Keadilan harus ditegakkan karena keadilan adalah kebenaran yang dinyatakan Tuhan bagi umatNya. Ada banyak tantangan untuk menegakkan keadilan dan mewujudkan kebenaran bagi orang yang lemah, marjinal/terpinggirkan.
Tetapi kebenaran akan muncul seperti terang dan panji panji kebenaran ditegakkan dalam keadilan bagi orang yang mencari Tuhan. Kebenaran adalah kehormatan dan penghargaan harganya lunas dibayar oleh Kristus dalam penebusan dan keselamatan bagi orang percaya.
Jangan menghempaskan kebenaran tetapi hormatilah kebenaran , keadilan, kibarkan panji panji kebenaran dalam dunia. Apa yang ditabur orang akan dituainya sesuai dengan ukurannya jadi berlakulah adil dan wujudkan secara nyata keadilan bagi orang yang lemah.
Penjelasan Teks
Nama Amos artinya penanggung beban, dia adalah peternak domba (Amos 1:1), dan pemungut buah ara hutan (7:14) dari desa Tekoa, yang terletak 6 mil sebelah selatan Betlehem dan 12 mil sebelah selatan Yerusalem.
Amos dipanggil dan ditugaskan oleh TUHAN untuk menyuarakan tentang penghukuman akibat dari kebobrokan sosial dan moral yang dilakukan oleh pemimpin bangsa, orang-orang kaya dan pemimpin agama terhadap kaum miskin dan rakyat kecil (kaum marjinal).
Raja Yerobeam II dan Israel diingatkan; beribadah kepada Tuhan, mempersembahkan korban kepada Tuhan tapi dicela dan dibenci oleh Tuhan karena ibadah mereka tidak sesuai dengan cara hidup sehari-hari, mereka memutar balikkan keadilan dan kebenaran.
Carilah Tuhan maka kamu akan hidup. Bertobat dan kembali kepada jalan kebenaran akan menuntun kehidupan umat Tuhan.
Pertama: menegur kejahatan yang dilakukan Israel; hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh (ay.7a). Kata “ipuh” merujuk pada tanaman apsintus yang terkenal karena rasanya yang sangat pahit (Rat. 3:15; NIV “bitterness”; NLT “bitter pill”; KJV/RSV/NASB/ESV “wormwood”). Tanaman ini seringkali digunakan bersamaan dengan racun (6:12; Ul. 29:18; Yer. 9:15; 23:15; Rat. 3:19).
Maksudnya, dua-duanya sama-sama tidak bermanfaat, bahkan berbahaya bagi kehidupan. Ipuh merupakan tanaman yang pahit rasanya, ini merupakan kata kiasan yang mendatangkan kepahitan, penderitaan akibat ketidak adilan.
Ayat ini merupakan rangkuman dari kejahatan bangsa Israel yang akan diuraikan secara lebih detail di ayat 10-13. Kejahatan ini berkaitan dengan dua kata: keadilan bahasa ibraninya “mis’pat” dan kebenaran “seda’qa”.
Keadilan merujuk pada perilaku legal/ secara hukum, keadilan legal, dan sosial. Kebenaran lebih kepada kesalehan dan kemurah hati. Dua-duanya diharapkan oleh Allah dari umat-Nya (Amos 5:24) “Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir”.
Dalam Alkitab, dua kata di atas sebenarnya sering dikaitkan erat, dalam sinonim (Yer. 22:3, 15; 23:5; Yeh. 33:12, 14, 16, 19; 45:9). Yang satu secara legal, yang lain secara moral – spiritual. Semua ini tidak mungkin dipisahkan. Salah satu ukuran kebenaran adalah keadilan, yaitu bagaimana seseorang memberlakukan orang lain secara benar.
Kedua: Relasi yang baik dengan Allah ditandai dengan selesainya relasi dengan sesama. Berdamai dengan Tuhan, berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan sesamanya. Keadilan membutuhkan kebenaran. Baik keadilan maupun kebenaran tidak ditemukan di Israel.
Bangsa Israel mengubah keadilan menjadi ipuh. Jika keadilan telah diubah menjadi ipuh, kata “keadilan” bukan hanya menjadi tidak berguna, tetapi sekaligus berbahaya. Apa yang disebut “keadilan” di pengadilan tidak lain hanyalah ketidakadilan. Tidak ada keadilan di ruang pengadilan.
Bangsa Israel juga menghempaskan kebenaran ke tanah. Penggunaan kata “menghempaskan” menyiratkan bahwa kebenaran seharusnya berada di atas untuk dihormati bukan dibuang dan di injak. Ironisnya, bangsa Israel secara sengaja melemparkannya ke tanah untuk diinjak-injak. Tidak ada orang yang menghargainya.Kebenaran dianggap kebodohan. Kebenaran digadaikan demi keuntungan.
Masyarakat yang tidak diwarnai dengan keadilan dan kebenaran tentu saja akan menjadi tempat menakutkan bagi mereka yang tidak memiliki kekuasaan. Apa saja yang buruk dapat menimpa mereka. Para penguasa berhak memutuskan apa saja atas nama kebenaran dan keadilan.
Ayat 10-13; Mereka benci kepada yang memberi teguran dan yang berkata dengan tulus ikhlas di pintu gerbang (ay.10). Pintu gerbang adalah tempat pertemuan, dalam pertemuan-pertemuan mereka tidak mau ditegur sekalipun telah melakukan kejahatan, tidak mau ada orang yang berkata jujur, ini gambaran keadaan umat yang sangat bobrok moralnya dan sangat berbahaya.
Refleksi dan Aplikasi
Banyak orang yang mempersulit dan mengintimidasi orang lain karena dibungkam untuk mengatakan kebenaran dan menegakan keadilan. Jadi ketika orang mau melakukan kebenaran, mereka berada dalam ancaman dan cari aman dengan berdiam diri.
Ini adalah waktu yang jahat dan harus jadi tantangan terbesar bagi orang percaya. Orang percaya harus hidup dalam kebenaran, tegurlah dan nasehatilah yang salah. Tidak ada abu abu, hanya ada putih dan hitam. Katakana ya dan katakana tidak untuk yang adil dan benar.
Tantangan selalu ada didepan ketika orang ingin melakukan kebenaran tetapi berdirilah tegak atas nama kebenaran karena ada buah dari kebenaran yang akan di kibarkan dalam panji panji kemenangan iman dalam Kristus.
Jangan takut untuk berlaku adil dan menyuarakan kebenaran. Apa yang di tabur aka dituai oleh tiap tiap orang. Selamat bersiap diri menyampaikan kebenaran Firman Tuhan. Salam dan doa beserta. Tuhan Yesus Memberkati. (Sinode GMIT)